Bagi yang tinggal di kota besar macam Jakarta, boleh jadi tidak sulit mendapatkan makanan jenis apa pun yang kita mau. Jangankan sekadar untuk menyesap susu impor dengan aroma dan cita rasa pisang, yoghurt buatan Perancis pun bisa dengan mudahnya dicicipi. Anda hanya perlu mampir di supermarket langganan dan produk yang diinginkan bisa dicicipi saat itu juga.

Majunya teknologi pengolahan pangan yang didukung dengan dunia transportasi yang semakin canggih membuat Anda tidak perlu berkunjung ke negara asal pembuatnya. Hal yang sama juga dirasakan oleh mereka yang tinggal jauh dari ibu kota, sebut saja Papua. Siapa sangka, Anda bisa mendapatkan es krim buatan Amerika Serikat di sana.

Kemajuan teknologi pangan juga membuat Anda bisa menikmati susu kapan pun dan di mana pun. Zaman dulu, Anda mungkin harus setia menunggu penjaja susu segar dengan botol beling khasnya yang setiap pagi mengayuh sepeda mengelilingi kompleks perumahan. Siang sedikit, kualitas susu bisa jadi akan berkurang dan tidak segar lagi. Seiring perkembangan zaman, susu segar kini tidak hanya lebih tahan lama, tetapi juga hadir dengan berbagai cita rasa sehingga siapa pun dapat menikmatinya.

Selain membantu pertumbuhan, susu secara alami mengandung nutrisi penting, seperti bermacam-macam vitamin, protein, kalsium, magnesium, fosfor, dan zink. Belum lagi pendapat lain menambahkan bahwa susu mengandung mineral dan lemak. Oleh karena itu, setiap orang dianjurkan minum susu.

Tanpa diberikan tambahan apa pun, susu sudah memberikan banyak manfaat bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh. Hanya saja, mereka yang berada di pelosok belum tentu bisa menikmati susu segar setiap saat. Menurut Corporate R & D Manager PT Frisian Flag Indonesia Aryono Bambang Ardhyo, teknologi pada pangan, khususnya susu terdiri dari beberapa macam, mulai yang paling sederhana hingga terbilang canggih.

Susu kental manis boleh jadi merupakan pembuatan susu dengan teknologi yang terbilang paling sederhana, di mana susu hasil perahan yang sudah diuji kualitasnya difilterisasi dan dipasteurisasi dengan suhu 85 derajat celsius. Setelah itu, susu dievaporasi lalu dicampur dengan ramuan pemberi rasa yang mengacu pada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Teknologi ini sudah dipakai sejak lama dan bahkan di Belanda susu kental manis sudah diproduksi sejak 1870-an. Lalu pada 1922 susu kental manis untuk pertama kalinya dijajakan di Indonesia.

Melalui proses yang kurang lebih sama, varian susu pun bertambah banyak. Ada yang berbentuk cair yang biasa dikenal dengan susu UHT. Keberadaan susu ini tentu saja memudahkan masyarakat untuk menikmatinya kapan saja dan di mana saja tanpa perlu menyeduh terlebih dahulu. Varian rasanya pun cukup beragam walaupun kebanyakan orang di Indonesia mengidolakan tiga rasa utama, yaitu stroberi, cokelat, dan vanila.

Bukan itu saja, susu bubuk pun hadir sebagai salah satu susu yang bisa bertahan jauh lebih lama, hingga 2 tahun dari masa produksinya. Menurut Aryo, semakin sedikit kandungan airnya, akan semakin awet produk susu tersebut. Tentu saja masyarakat pelosok menyambut baik kehadiran produk ini. Mereka bisa menikmati susu kapan pun mereka mau. Bukan sekadar susu, susu bubuk pun difortifikasi, ditambahkan zat gizi sesuai dengan target pasarnya. Tidak heran jika susu bubuk mengalami proses yang jauh lebih rumit dari susu kental manis karena harus melalui proses pengeringan baru kemudian bisa ditambahkan vitamin, insulin, atau yang lainnya sesuai target pasarnya. Oleh karena itu, akan lebih optimal jika konsumen memilih susu sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk balita, misalnya, karena pada periode ini pertumbuhan otak berkembang dengan pesat, pilihlah produk susu yang sesuai dengan apa yang dibutuhkan tubuh agar otak berkembang secara optimal. Bagaimana dengan Anda? Apakah produk susu pilihan Anda sudah tepat? [AYA]

 

Klasikamus:

Fortifikasi merupakan penambahan gizi pada pangan yang bertujuan meningkatkan kualitas pangan suatu kelompok masyarakat.

noted: dengan teknologi pangan, daerah pelosok pun terjangkau