Berbagai kalangan dengan mudahnya mengakses dan memanfaatkan keefektifan yang ditawarkan. Transaksi dilakukan secara daring, tanpa perlu membuang waktu dan tenaga untuk keluar rumah. Barang belanjaan akan sampai dengan aman di depan rumah. Jelas saja masyarakat kita menyukainya. Oleh sebab itu, sebanyak apapun aplikasi baru terus bermunculan, mereka akan selalu digemari masyarakat.
Tak bisa dimungkiri, beberapa promo yang ditawarkan kerap kali menggiurkan. Dengan minimal belanja sekian, kita bisa mendapatkan potongan harga dan cashback. Bahkan jika dihitung kembali, bisa saja kita membeli barang itu secara gratis. Sebab, cashback yang diberikan sudah menutup total belanja kita. Menarik, bukan?
Terjebak dalam kebiasaan hidup boros
Lambat laun promo yang ditawarkan semakin merebak. E-commerce satu dan lainnya mulai berlomba memberikan diskon besar-besaran. Terlebih, setiap tanggal kembar. Contohnya promo 12.12, yang artinya pada tanggal 12 bulan 12 akan banyak diskon belanja bermunculan mulai dari pukul 00.00 WIB.
Inilah yang membuat berburu promo menjadi demam di kalangan masyarakat Indonesia. Didukung kehadiran media sosial yang ikut menyebarkan informasi perihal promo ini secara cepat. Orang-orang pun cepat-cepatan untuk merebut promo yang ditawarkan, terlebih jika menyangkut kebutuhan sehari-hari atau gaya hidup. Mereka ingin mendapat diskon yang lebih besar.
Dalam kurun waktu tersebut, seringkali kita membeli barang bukan karena butuh, melainkan karena diskon yang besar atau sekedar barangnya lucu. Momen tatkala kita berpikir “mumpung promo” inilah awal mula tumbuhnya kebiasaan hidup boros.
Terlebih jika kita mengikuti tren promo tanggal kembar yang hadir setiap bulannya. Siap-siap saja tabungan akan semakin menipis. Meskipun nominal yang kita keluarkan terbilang kecil, jika dilakukan secara terus-menerus saldo rekening pasti akan mengering.
Menahan diri dari nafsu berbelanja memang sulit. Untuk itu, satu-satunya cara untuk berhenti dari kebiasaan hidup boros adalah berhenti berburu promo. Demi kesejahteraan saldo rekening kita, uninstall beberapa aplikasi belanja daring. Sebenarnya, 1 aplikasi belanja daring sudah cukup sebab tawaran diskon antar-aplikasi relatif sama, termasuk adanya syarat dan ketentuan yang berlaku. Gunakan aplikasi belanja daring saat kita memang butuh untuk membeli barang tertentu.
Menyibukkan diri dengan kegiatan lain, seperti bekerja atau menekuni hobi juga efektif untuk menghindarkan diri dari penggunaan media sosial secara berlebihan. Dengan demikian, kita bisa perlahan melepaskan demam berburu promo karena minimnya informasi diskon yang kita dapatkan dari sosial media.
Baca juga: Kontrol Keuangan di Tengah Kemudahan Transaksi Nontunai