Peradaban barat selalu diasosiasikan sebagai kiblat kemajuan dan modernitas. Padahal, menilik kembali sejarah dunia, banyak hal yang justru mengungkapkan sebaliknya. Poros peradaban berabad-abad lalu berpusat di belahan timur. Hasil budaya masyarakat Timur pun banyak yang diserap dan dibawa ke dunia barat, salah satunya adalah kopi dan kedai kopinya.
Sejarah mencatat kedai kopi pertama kali ditemukan di Turki pada 1745, yang terletak di Konstantinopel (sekarang Istanbul). Kopi pada masa itu memiliki kedudukan terhormat. Konon, seorang perempuan Turki bahkan dilegalkan untuk menceraikan suaminya bila sang suami tak bisa memberi pasokan kopi yang cukup.
Hingga hari ini kopi Turki tetap menjadi buah bibir dan menempati posisi tinggi di kalangan pencinta kopi dengan rasanya yang khas. Hitam pekat, tanpa disaring, dan amat kuat. Bagi pemula atau yang baru pertama kali hendak mencicip kopi Turki selalu disertai wanti-wanti agar perlahan menyesapnya. Jika tak kuat, bukan tak mungkin segera memicu jantung berdebar dan kepala berdenyut.
Menurut National Coffee Association di Amerika, kopi mulai masuk ke benua Eropa pada abad ke-17. Kopi dibawa oleh para pengelana Eropa yang baru pulang dari Timur Jauh. Kehadirannya pertama kali justru mendapat banyak pertentangan di kalangan masyarakat kopi. Rasanya yang pahit menimbulkan kontroversi dan dianggap sebagai minuman terkutuk.
Namun akhirnya, kopi justru berkembang pesat di dataran Eropa ini. Di London, Austria, Perancis, Jerman, dan Belanda, kedai-kedai kopi menjamur. Pada pertengahan abad ke-17, bahkan terdapat lebih dari 300 kedai kopi, hanya di London.
Kedai kopi pun berkembang menjadi tempat publik yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat dan identik sebagai tempat para intelektual, sastrawan, kaum sosialita, hingga politikus berkumpul.
Kedai Les Deux Magots, misalnya, yang kini menjadi salah satu spot wisata populer di Paris. Kedai legendaris ini kerap diasosiasikan dengan filsuf legendaris Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir, yang dulunya kerap menyambangi tempat tersebut. Kedai kopi pun menjadi tempat publik yang menyajikan kenyamanan dan berkembang sebagai salah satu media eksistensi bagi setiap pribadi.
Nah, kopi dan konsep kedai kopi (yang awalnya diserap dari belahan dunia timur) khas masyarakat barat inilah yang kemudian menyebar ke seluruh penjuru dunia. Gerai kopi jaringan internasional merambah ke berbagai tempat dan didapuk sebagai kopi terbaik, meski kualitasnya sering kali kalah dibandingkan kopi lokal. [ADT]
foto: pixabay