Menjawab tantangan pada era perkembangan digital saat ini, tampaknya bukan lagi berlomba-lomba untuk menciptakan inovasi secara individual. Berkolaborasi tidak diragukan lagi merupakan strategi dan sekaligus keterampilan yang dibutuhkan pada saat ini.

Terkait hal itu, Kognisi pada 30 September 2020 menghadirkan webinar berjudul “The Most Wanted Skill: Co-Creation” yang diikuti hampir 250 peserta. Tampil sebagai narasumber adalah Seterhen Akbar Suriadinata atau biasa dipanggil Saska, Founder Labtek Indie, yaitu konsultan pengembangan produk digital. Saska memaparkan berbagai temuan juga pengalamannya selama berkecimpung di dunia bisnis rintisan digital.

Saska mengawali sesi webinar dengan menceritakan secara singkat usaha yang sedang ia geluti sejak 2013. Kemudian, ia memaparkan definisi dari co-creation dalam konteks bisnis yang mengacu pada proses desain produk atau layanan, yaitu masukan dari konsumen memainkan peran penting dari awal hingga akhir.

“Oleh karena itu, berpusat pada konsumen (customer-centered) sejalan dengan proses inovasi yang dilakukan oleh pengusaha digital masa kini,” ujar Saska.

Lahirkan ide melalui “three cycles of innovation”

Dalam proses menghasilkan ide produk tertentu, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Three cycles of innovation dalam pendekatan design thinking dapat dijadikan sebagai acuan. Pertama, kemungkinan terwujudnya teknologi, Saska menjelaskan, “Ketika tersedia suatu ide, apakah ide tersebut dapat disediakan oleh teknologi yang diinginkan? Adakah ahli yang mampu membuat teknologinya?”

Kedua, kelangsungan bisnis, yang digambarkan dengan nilai tambah yang dihasilkan dalam pembuatan produk lebih berharga daripada biaya produksinya.

Ketiga, mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen.

“Sering kali ketika membuat suatu produk, tidak mempertimbangkan keinginan target pasaran. Hal ini dapat mengakibatkan innovation bias, yaitu terlalu mengunggulkan produk buatan sendiri sehingga tidak laku di pasaran dikarenakan tidak menyelesaikan masalah konsumen,” papar Saska.

Ketika terjadi irisan antara ketiga dimensi teknologi, bisnis, dan konsumen itulah yang disebut dengan inovasi.

Lahirnya ide yang inovatif tidak bisa terlepas dari proses iterasi yang dikenal sebagai design thinking. Terdapat enam elemen dalam design thinking yaitu berempati dengan kebutuhan (empathize); menetapkan apa yang menjadi prioritas persoalan (define); membentuk ide (ideate); ciptakan purwarupa bagi konsumen (prototype); uji keefektifan penggunaan produk (test), dan bagaimana proses eksekusi (implement).

Prinsip ini bersifat nonlinier. “Inovasi pada esensinya adalah implementasi ide yang solutif atau dapat diterima oleh pasaran. Ketika mempunyai cara baru untuk melakukan sesuatu, belum tentu itu merupakan inovasi. Itu mungkin hanya penemuan (invention),” ungkap Saska.

Baca Juga: 5 Tahapan Design Thinking untuk Mulai Merintis Usaha  

Strategi dalam berkolaborasi

Saska memaparkan terdapat lima hal yang biasanya dilakukan untuk memberikan solusi terbaik para konsumer. Pertama, co-creation, yang merupakan aktivitas yang dilakukan dengan berkolaborasi berbagai ahli berbagai disiplin ilmu dan peran. Kedua, wawancara mendalam untuk menggali kebutuhan konsumen dan mencari inti masalah. Ketiga, lakukan iterasi desain untuk pengembangan produk bagi UX/UI designer. Keempat, testing untuk memvalidasi desain produk. Dan, kelima, scrum sprint yaitu proses pengembangan yang dapat dilakukan berulang-ulang.

Co-creation secara teknis sebenarnya tuh seperti lokakarya, dengan persiapan module canvas spesifik berisi tujuan, peserta, produk, proses, dan prinsip pengembangannya, disertai susunan acara yang disusun sedemikian rupa agar mengoptimalkan waktu. Ada juga fasilitator yang memandu dan merangkum hasil lokakarya dan product backlog sebelum dipresentasikan ke klien,” ungkap Saska.

Setelah semua proses co-creation tersebut dilalui, tahapan yang tidak kalah penting adalah melakukan evaluasi tentunya.

Kognisi adalah produk turunan Growth Center, yang merupakan platform berbasis edukasi persembahan Kompas Gramedia yang dibangun pada Mei 2019. Kognisi secara periodik juga mengadakan webinar yang terbuka untuk publik. Informasi lebih lanjut mengenai webinar Kognisi selanjutnya bisa langsung dikunjungi di akun Instagram @kognisikg dan situs learning.kompasgramedia.com (khusus karyawan Kompas Gramedia). Selamat belajar, Kogi Friends! Stay safe, healthy, and sane!

Penulis: Riska Krisnovita, Editor: Sulyana Andikko.