Program Percepatan Penurunan Stunting atau ASRP (Accelerating Stunting Reduction Program) menjadi motor penggerak perubahan, dengan pendekatan berbasis masyarakat dan kemitraan lokal sebagai kekuatan utamanya.
ASRP pertama kali diluncurkan tahun 2022 sebagai kelanjutan dari inisiatif “Batagor” (Bapak Ibu Anak Tangguh Kota Bogor) yang berlangsung sejak 2020. Di Bogor, program ini telah membuktikan efektivitasnya.
“ASRP berkontribusi pada penurunan angka stunting dari 35,9 menjadi 28,6 persen. Bahkan, gizi buruk berat turun dari 9,4 ke 3,2 persen, dan gizi buruk dari 26,6 ke 12,7 persen,” ungkap FE Eriyanto, Pimpinan Yayasan Warga Upadaya, Bogor.
Keberhasilan ini mendapat pengakuan dari Pemerintah Kota Bogor. Rudy Mashudi, Kepala Bapperida Kota Bogor, menyebut, “Program ini memberikan tiga hal kepada masyarakat: edukasi pola asuh, pengetahuan gizi, dan pemahaman tentang strategi pengurangan stunting.”
Didukung oleh pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai unsur, di antaranya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), Dinas Kesehatan, hingga relawan komunitas, mengarahkan fokus pada 1.000 hari pertama kehidupan anak, yakni masa krusial dari kehamilan hingga usia dua tahun.
Pada tahap replikasi awal di NTT, hasil awal menunjukkan respons positif. Sebanyak 85,9 persen dari 311 orang tua dan pengasuh mengalami peningkatan pengetahuan tentang gizi dan pengasuhan responsif, sementara 100 persen kader masyarakat yang dilibatkan menunjukkan peningkatan kapasitas.
“Dukungan dari berbagai pemangku kepentingan memegang peranan sangat penting dalam menjamin keberlanjutan program ini, mulai dari keluarga, pemerintah daerah, hingga layanan kesehatan di tingkat lokal,” ujar Silvester Seno, Pimpinan Yayasan Cita Masyarakat Madani, mitra inti program di NTT.
Melalui langkah konkret di akar rumput dan sinergi multisektor, menunjukkan bahwa penanggulangan stunting bukan sekadar urusan angka, melainkan juga tentang membangun kesadaran, keterampilan, dan sistem pendukung yang berkelanjutan.
Dengan pengalaman di lebih dari 23 negara, dan keberadaan di Indonesia sejak 1973, ChildFund terus memperluas jangkauannya. Dari tahun 2022 hingga 2024 saja, organisasi ini telah menjangkau lebih dari 3,7 juta anak dan keluarga di 8 provinsi di Indonesia.
“Kami percaya bahwa investasi pada masa awal kehidupan anak adalah investasi paling berharga untuk masa depan bangsa,” ujar Siti Aisah, Health Specialist ChildFund International di Indonesia.