Ada sederet alasan seseorang dengan gigihnya mau berkompetisi dengan orang lain untuk mendapatkan pekerjaan di sebuah perusahaan bonafide. Ada yang beralasan untuk mencukupi kebutuhan hidup, mencari pengalaman, atau lebih mandiri. Namun, ada pula yang sekadar sebagai status sosial.

Meskipun latar belakang berbeda-beda, pendapatan atau gaji adalah umumnya menjadi hal utama seseorang bekerja di sebuah perusahaan. Oleh sebab itu, sebelum melamar pekerjaan, tidaklah berlebihan jika Anda telah memiliki patokan gaji yang diharapkan. Jangan sampai apresiasi yang diberikan perusahaan tidak selaras dengan pengetahuan dan keterampilan yang Anda curahkan di tempat bekerja.

Pada saat wawancara atau rangkaian tes masuk, biasanya perusahaan menginformasikan besarnya pendapatan yang akan Anda terima tiap bulannya, tanpa ada tawaran lain, negosiasi gaji, misalnya. Jika sudah demikian, Anda pun harus legowo menerimanya. Dengan catatan, deskripsi pekerjaan telah Anda sepakati.

Namun, ada pula perusahaan yang memberikan sedikit kelonggaran terkait upah. Nah, jika menjumpai hal ini, Anda harus mempertimbangkan lebih dalam lagi. Jika saat wawancara Anda masih bimbang untuk menyebut besaran gaji yang diharapkan, mintalah waktu beberapa hari untuk meyakinkan diri.

Agar tidak terperosok dengan angka-angka yang bakal dijadikan penghasilan bulanan, carilah data sebanyak-banyaknya mengenai gaji yang terdapat di perusahaan lain yang bergerak di industri yang sama dengan yang Anda lamar. Internet dapat dijadikan salah satu sarana untuk mengumpulkan data tersebut. Cara lainnya adalah bertanya kepada teman atau kerabat yang bekerja di perusahaan serupa.

Selanjutnya, Anda juga patut  memahami sistem penggajian. Ada perusahaan yang memberikan gaji tidak terlalu tinggi, tetapi memiliki komponen-komponen lain di luar gaji pokok sehingga total yang diterima karyawan cukup besar.

Di lain sisi, ada pula perusahaan yang berani menawarkan gaji sangat tinggi, tetapi memberlakukan potongan di sana-sini sehingga jumlah pendapatan yang diterima karyawan menjadi minim. Beragam alasan seperti ketidakhadiran, telat, cuti mendadak, dan sakit, sering dijadikan poin-poin penalti bagi karyawan.

Hal lain yang tak kalah penting adalah kualifikasi calon karyawan. Seberapa besar perusahaan membutuhkan kualifikasi yang Anda miliki, salah satunya dapat dilihat dari penentuan jadwal wawancara. Jika sangat mendesak, setelah mengirimkan surat lamaran berikut CV, baik melalui surat elektronik maupun jasa pengiriman, Anda akan dihubungi sesegera mungkin untuk wawancara.

Tawaran menggiurkan seperti gaji bulanan besar, bonus tinggi, dan kelonggaran jam kerja, menandakan Anda memiliki nilai tawar yang cukup tinggi.

Jika memasuki tahapan negosiasi gaji, ekspresikan antusiasme terhadap pekerjaan yang hendak Anda emban. Namun, sebelum mencapai tahap tersebut, akan lebih baik jika Anda telah menyusun poin-poin mengenai diri dan target yang hendak dicapai di perusahaan tersebut. Hal ini sebagai langkah untuk mempresentasikan diri secara elegan saat wawancara di hadapan HRD dan jajaran manajemen. [BYU]

foto: shutterstock