Pisang goreng tanduk yang masih hangat, disantap ketika hujan deras sambil menyesap secangkir teh atau kopi, nikmatnya tentu saja akan terasa berlipat ganda. Namun, tahukah kamu di balik kenikmatan gorengan, ada bahaya yang mengintai kesehatan?

Tidak bisa dimungkiri bila gorengan banyak mengandung lemak trans dan lemak jenuh yang dapat meningkatkan berbagai risiko kesehatan seperti peningkatan kolesterol jahat dan penurunan kolesterol baik, penyakit jantung, stroke, kegemukan, diabetes, kanker, dan hipertensi. Terlebih lagi jika disantap secara berlebihan.

Belum lagi jika gorengan tersebut dibeli di pinggir jalan, yang umumnya dibuat dengan menggunakan minyak goreng bekas atau minyak goreng yang dipakai berulang kali. Otomatis, selama proses menggoreng berlangsung, air dalam makanan akan keluar dan minyak akan meresap masuk ke dalamnya.

Dalam 1 sendok makan minyak goreng terdapat kurang lebih 10 gram lemak yang setara dengan 87 kalori. Sementara itu, batas aman mengonsumsi minyak dalam 1 hari menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 adalah sebanyak 67 gram atau setara dengan 5 sendok makan.

Minyak goreng akan meningkatkan secara drastis jumlah kandungan kalorinya. Sebagai contoh, 100 gram kentang yang dipanggang mengandung 93 kalori dan tidak mengandung lemak. Sedangkan jika digoreng, kentang dalam jumlah yang sama, kandungan kalorinya menjadi 319 kalori dan 17 gram lemak.

 Oleh karena itu, dr Santi dari Kompas Gramedia Medical Center memberikan sejumlah tips berikut ini untuk mengurangi makan gorengan.

Jika 10 tips di atas bisa dilakukan, itu artinya Anda sudah “menang” melawan keinginan mengonsumsi gorengan. Namun jika Anda tergoda dan telanjur makan gorengan, segeralah berhenti dan sikat gigi. Rasa segar pasta gigi di mulut akan membantu menurunkan nafsu makan gorengan.