Nanti, jika pandemi ini benar-benar telah teratasi, kamu bisa jalan-jalan lagi ke sana untuk menikmati kesejukan udara yang amat khas. Namun, ingat ya, tetap terapkan protokol kesehatan. Selalu pakai masker meski kamu sudah mendapat vaksinasi Covid-19.
Mata pencaharian masyarakat Dieng bertumpu pada sektor pertanian. Kamu bisa melihat hamparan lahan yang ditanami kentang, wortel, kol, hingga bawang. Pada pagi dan sore, kabut biasanya menyelimuti dataran tinggi ini. Pada waktu-waktu tertentu, suhu udara menjadi sangat dingin hingga lahan pertanian kadang tertutup es. Oleh sebab itu, kamu wajib mengenakan pakaian hangat atau jaket saat berkunjung ke sana.
Pesona Dieng bukan hanya dari udaranya yang dingin dan aktivitas pertanian warga setempat. Sebab, di sana kamu juga bisa mengunjungi kompleks candi yang meliputi Candi Arjuna, Candi Gatotkaca, Candi Semar, Candi Puntadewa, Candi Srikandi, hingga Candi Sembadra.
Selain itu, kamu bisa menikmati keindahan kawah-kawah yang terbentuk dari aktivitas vulkanik gunung berapi. Tak ketinggalan, kamu dapat menghampiri telaga-telaga cantik. Nah, mari, kita mengintip sejenak beberapa keindahan telaga di Dieng ini.
Telaga Warna
Inilah salah satu telaga yang menjadi magnet Dieng. Telaga ini mempunyai panorama yang menawan karena berlatar perbukitan hijau. Keindahan akan semakin terasa ketika matahari bersinar cerah yang membuat nuansa biru langit dan hijaunya perbukitan memadu secara lebih dramatis.
Ditambah lagi dengan efek nuansa merah, keunguan, putih, hijau, dan biru. Kemolekan Telaga Warna ini sungguh mengundang decak kagum. Permukaan warna telaga yang berubah-ubah inilah yang paling banyak dicari wisatawan. Konon, kandungan sulfur atau belerang yang cukup tinggi membuat warna telaga ini menjadi beragam saat tersapu cahaya matahari.
Telaga Pengilon
Pengilon dalam bahasa Jawa berarti cermin. Jadi, Telaga Pengilon ibarat seperti cermin karena airnya yang biru jernih usai memantulkan birunya langit. Dari kejauhan, airnya yang jernih juga tampak berkilauan tertimpa cahaya matahari. Rawa-rawa hijau di sekitarnya seolah membingkai “cermin” ini.
Telaga Merdada
Telaga ini termasuk yang terbesar di Dieng. Telaga Merdada menjadi sumber air bagi pertanian di sekitar Dieng. Selain itu, kawasan Telaga Merdada juga sudah dikenal sebagai destinasi populer di Dieng. Jika tertarik untuk menyaksikan keindahannya, kamu bisa menyewa perahu untuk mengitari danau cantik ini. Kamu juga bisa memancing ikan di danau ini.
Telaga Cebong
Cebong dalam bahasa Jawa berarti anak katak. Nama telaga ini memang unik. Namun, kamu tidak perlu membayangkan bahwa telaga ini dihuni banyak katak. Panorama telaga ini tidak kalah cantik dengan telaga lainnya.
Telaga Cebong berada di bawah Bukit Sikunir. Bukit ini biasanya menjadi lokasi wisatawan untuk menikmati sunrise di Dieng. Untuk menyaksikan matahari terbit, biasanya wisatawan telah berkumpul di tempat ini sejak pukul 5 pagi. Tatkala cahaya matahari mulai memendar menembus pepohonan di sisi jauh, lalu mulai merayapi permukaan telaga, inilah momen terbaik untuk memotretnya.
Telaga Menjer
Kecantikan telaga yang berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut ini, setidaknya ada dua: air yang jernih dan sisi yang bersentuhan langsung dengan tebing tinggi. Pahatan alam membuat tebing tersebut menjadi semacam “dinding” yang membatasi telaga. Untuk menikmati keindahannya, kamu bisa menyewa perahu.
Untuk mencapai Dieng, kamu harus ekstra hati-hari saat berkendara karena daerah yang sebagian berada di Wonosobo dan Banjarnegara ini mempunyai medan berbukit-bukit. Banyak ruas jalan yang turun-naik dengan kelokan-kelokan tajam. Meski demikian, pemandangan indah perbukitan hijau berbalut perkebunan menjadi suguhan yang amat oke. [*]
Baca juga: Mengunjungi Kerajaan Kupu-kupu Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung