Mimpi anak-anak acap membuahkan mahakarya fenomenal pada masa depan. Ada kisah menarik tentang seorang anak yang gemar bermain layang-layang. Ia acap membayangkan betapa senangnya jika bisa terbang dan bermain bersama angin di angkasa.
Anak itu lahir di Kota Detroit, AS, pada 1 Oktober 1881. Namanya, William Edward Boeing. Boeing muda pernah mengenyam pendidikan di Yale University, tetapi putus di tengah jalan karena ketiadaan biaya.
Bersama ayahnya, ia pindah ke Grays Harbour dan bekerja sebagai penebang kayu di hutan. Selama lima tahun, ia tak bisa mengikuti perkembangan informasi. Bahkan, saat Wright bersaudara menemukan pesawat terbang, ia tak mengetahui hal itu.
Beberapa waktu kemudian, Boeing berpindah lagi ke Seattle untuk belajar menjadi pengusaha kayu. Inilah saat keinginan membuat pesawat terbang muncul dalam benaknya. Namun, impian itu patah setelah ayahnya menolak. Ia juga sama sekali tak memiliki pengetahuan tentang pesawat terbang hingga usia 30 tahun.
Setelah menjadi pengusaha kayu yang sukses, Boeing pun mengikuti kursus tentang pesawat terbang. Ilmunya ia perdalam melalui kursus aeronautika di Seattle University Club. Di tempat ini, ia berkenalan George Conrad Westervelt, seorang insinyur Angkatan Laut Amerika yang juga pakar pesawat terbang.
Mereka berdua kemudian membuat pesawat eksperimental di pabrik kayu milik Boeing. Gagal, gagal, dan gagal lagi. Kegagalan menjadi menu keseharian usaha mereka. Pesawat yang mereka buat tak jua bisa terbang. Keadaan ini membuat Boeing tersedu. Belum lagi airmatanya kering, Westervelt ditugaskan oleh angkatan laut untuk mengurusi penerbangan di luar kota.
Pesawat legendaris dan terlaris
Akhirnya, Boeing mengajak kawannya untuk menyempurnakan pesawat rancangan Westervelt. Hasilnya, pada 16 Juni 1916, pesawat Boeing yang pertama kali berhasil mengangkasa. Boeing pun lekas mendirikan Pacific Aero Product Company. Ia merangkul sejumlah insinyur penerbangan.
Dua unit pesawat yang dibuatnya ternyata tak laku dijual sebab orang belum mempercayai keandalan produknya. Pesanan bisnis pertama kemudian datang dari AL Amerika. AL memesan 50 unit pesawat, tapi ternyata Boeing tak punya modal hingga ia harus menggadaikan seluruh hartanya.
Belum lagi semua pesanan mampu dipenuhi, Perang Dunia I pecah. Ini menyebabkan AL membatalkan pesanannya. Perusahaan yang Boeing bangun segera ambruk.
Dalam usaha untuk bangkit kembali, Boeing tak lagi bergantung pada pihak militer. Pada 3 Maret 1919, ia mendirikan perusahaan Pos Udara, dan pada Januari 1920 pesawat B-1 untuk pertama kalinya dijual ke Kanada.
Sekarang, perusahaan Boeing telah menjadi raksasa teknologi dan transportasi udara. Mereka telah memproduksi pesawat legendaris B707 dan B747, pesawat terlaris B737 dan B777, hingga pesawat ultramodern B787.
Februari kemarin, Boeing juga telah merampungkan uji terbang pesawat tempur modern, F-15EX. Kombatan canggih ini dilengkapi fitur kontrol penerbangan fly by wire dan kokpit digital dengan dukungan sistem komputer ADCP-II dari Honeywell. Kabarnya, F-15EX ini akan ikut memperkuat alutsista TNI.
Biarkan anak-anak selalu memiliki imajinasi dan mimpinya. Sebab, mimpi anak kecil seperti Boeing itu, kini telah mengarungi bumi.
Baca juga: