“Mengamati burung? Seperti apa, ya, kegiatannya?” Sambil mengernyitkan dahi seorang kawan menjawab demikian, ketika ditanya tentang kegiatan pengamatan burung. Ini seolah meyakinkan bahwa kegiatan yang satu ini, yang populer dengan istilah bird watching, masih kurang peminat jika dibanding arung jeram atau mendaki gunung.

Tak heran belum banyak orang yang menggiati hobi yang satu ini. Padahal, kalau mau lebih jauh mendalami bird watching, kita akan sampai pada sensasi-sensasi yang menyentuh relung hati. Terutama saat kita mengalir hanyut dalam simfoni cicit burung-burung di alam bebas.

Kegiatan ini tetap menantang kesabaran dan ketekunan kita. Seru dan asyik tentunya. Bahkan, untuk pemula, mengamati burung bisa dilakukan di lingkungan sekitar, di halaman belakang rumah, atau di pinggiran desa. Kalau ingin melakukan pengamatan di hutan, tentu membutuhkan stamina prima karena harus keluar masuk belantara, mengejar arah burung terbang, berkonsentrasi, dan mencatat hasil pengamatan.

Masyarakat yang menjadikan kegiatan mengamati burung sebagai hobi, biasanya masih berasal dari kalangan pencinta dan pelestari lingkungan. Kalau mereka masih mahasiswa, biasanya berasal dari fakultas-fakultas pengetahuan alam, seperti biologi, pertanian, atau kehutanan.

Bird watching bisa dilakukan semua kalangan; tua-muda, remaja, dan anak-anak. Untuk menekuninya memang tergantung motivasi kita. Peralatan yang dibutuhkan tergolong sederhana, minimal teropong. Paling tidak ini untuk pemula.

Baca juga :

Perlengkapan dan catatan

Penggiat bird watching secara alamiah akan melatih indra pendengaran dan penglihatannya, hingga tajam dalam membidik setiap gerak-gerik burung di pepohonan yang lebat. Apalagi, burung-burung liar yang hidup di hutan selain kicaunya merdu, juga bertubuh kecil dan lebih lincah melompat di ranting-ranting pohon.

Bagi yang telah menekuni kegiatan ini, waktu pengamatan yang paling baik adalah pagi dan sore hari. Karena bila pagi hari, burung sedang aktif mencari makan, sedangkan sorenya mereka kembali ke sarang. Kendalanya, bila hutan begitu lebat sehingga mengurangi pencahayaan untuk mengamati.

Perlengkapan standar yang disiapkan untuk mengamati burung adalah teropong/teleskop, buku panduan jenis burung, kamera perekam, alat tulis, dan buku catatan kecil. Pakaian yang disarankan adalah berwarna gelap dan berlengan panjang untuk melindungi diri dari paparan sinar matahari dan duri. Jangan lupa topi dan bawa jas hujan.

Kegiatan pengamatan hendaknya dilakukan dalam kelompok kecil dan jangan gaduh/berisik. Sebaiknya, kita mengajak orang yang berpengalaman dalam bird watching untuk menambah wawasan tentang perilaku burung. Setelah itu, buat catatan tentang nama pengamat, lokasi, waktu, jenis habitat, dan jenis burung yang dilihat (warna, ukuran, bentuk, serta marking kepala dan sayap).

Mengamati burung adalah kegiatan yang menyenangkan. Kalau serius melakukannya, kita akan mendapat suguhan teater alam yang menenangkan hati.