Beragam tradisi di Indonesia memperkaya keberagaman kulinernya. Contohnya, kuliner Sumatera yang berbeda cita rasa dengan makanan Jawa. Hal ini bisa terjadi karena ada begitu banyak unsur yang membentuknya. Namun, kehadiran rempah-rempah Nusantara menyelaraskannya.

Tingginya keanekaragaman rempah-rempah asli Indonesia telah menjadikan negeri ini sebagai gudangnya rahasia cita rasa dunia. Dari bumi yang subur dan iklim yang unik, muncullah aneka rempah seperti lada, cengkeh, jahe, dan masih banyak lagi, yang tidak hanya menjadi bagian tak terpisahkan dari masakan tradisional, tetapi juga menjadi simbol kekayaan budaya Indonesia. 

Perkembangan rempah-rempah di Indonesia

Rempah-rempah memiliki peran penting dalam sejarah penjelajahan dunia, termasuk di Indonesia. Kekayaan alam Indonesia berupa rempah-rempah telah menarik perhatian bangsa-bangsa Barat untuk menjelajahi dan berdagang dengan Indonesia. 

Rempah-rempah seperti cengkeh dan pala menjadi komoditas yang sangat dicari karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi dan digunakan dalam berbagai keperluan, seperti pengawetan makanan dan pengobatan.

Indonesia dijuluki sebagai “Mother of Spices” atau “Ibu Rempah” karena keunggulan geografisnya sehingga masih diburu negara lain karena produk rempahnya. Termasuk Amerika Serikat, Vietnam, India, Belanda, Singapura, Jerman, Jepang, Italia, Malaysia, Perancis, China, Australia. Selain itu, Thailand, Belgia, Korea Selatan, Brasil, Inggris, Rusia, Kanada, dan Pakistan.

Menurut data yang dikeluarkan oleh Food and Agriculture Organization (FAO), Indonesia menduduki peringkat pertama produsen vanili dan cengkeh dunia serta menduduki peringkat ke-2 produsen lada dan pala dunia pada 2014 (FAO Stat, 2016).

Sayang, tak banyak orang Indonesia yang mengenal rempah-rempah yang digunakan di berbagai makanan di negeri sendiri. Jangankan di dunia internasional, orang dalam negeri sendiri sering kali tak mengenali kuliner lokal. Tidak hanya jenis atau ragamnya, tetapi juga rempah, bumbu atau bahan-bahan, dan bagaimana cara membuatnya. Banyak di antara kita yang tidak mengenali andaliman, bagaimana rupanya, bahkan masih banyak juga yang salah mengenali jahe dan lengkuas.

Artikel “Kartografi Dunia Berutang Kepada Rempah Maluku” dalam Nationalgeographic.co.id, mengungkap bahwa jauh sebelum kuliner Asia—termasuk bahan-bahan pembuatnya—dikenal di dunia internasional, rempah Nusantara telah terlebih dahulu kondang. Rempah telah membawa perubahan dalam peradaban dunia. Berkat rempah pula, banyak muncul nama penjelajah kampiun dan para pedagang masyhur. Kala itu, rempah Indonesia mewarnai dunia. Aroma istimewanya meniupkan ketenaran Nusantara.

Rempah di Kepulauan Maluku telah membangkitkan pengembangan terhadap sejarah dan kartografi dunia. Kala itu, pembuat peta berupaya untuk membuat peta menjadi lebih baik agar penjelajah samudra abad ke-15 dan ke-16 mencari rute pelayaran menuju legenda itu. Sebut saja Bartolomeus Diaz, Fransisco Serrao, Ferdinand Magellan, dan Francis Drake. Mereka berlomba-lomba untuk mencapai lokasi tersebut lewat kemampuan sumber daya manusia dan teknologi dalam bidang kartografi yang lebih baik.

Dalam perkembangannya, salah satu disiplin dalam ilmu bumi tersebut memadukan geografi, astronomi, survei, seni, dan teknologi pembuatan peta atau globe. Karya kartografer telah menjadi dokumen ilmiah, bahkan boleh dikategorikan hasil seni dan budaya yang menandai peradaban manusia.

Beragam rempah-rempah khas Indonesia

Berdasarkan data dari Negeri Rempah Foundation, terdapat sekitar 400-500 jenis rempah di dunia, dan sekitar 275 di antaranya terdapat di kawasan Asia Tenggara yang didominasi oleh Indonesia. 

Berikut adalah beberapa rempah asli Indonesia yang sudah sejak lama dikonsumsi oleh masyarakat.

  • Bawang Merah

Bawang merah memiliki potensi untuk melawan sel kanker. Sifat antikanker pada bawang merah diperkirakan berasal dari senyawa sulfur dan antioksidan flavonoidnya, sehingga bawang merah memiliki manfaat dalam menurunkan risiko berbagai kanker, termasuk kanker kolorektal dan lambung.

Bawang merah umumnya ditanam di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Brebes di Jawa Tengah yang terkenal sebagai produsen bawang merah terbesar.

  • Bawang Putih

Bawang putih merupakan bumbu penting dalam masakan. Selain memberikan cita rasa pada masakan, bawang putih dapat membantu meningkatkan kesehatan jantung dengan mengurangi kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan mencegah pembekuan darah. 

Selain itu, bawang putih juga memiliki sifat melawan kanker alami yang membantu sistem kekebalan tubuh, serta memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan antiseptik yang membantu membersihkan racun dan bakteri berbahaya di dalam perut.

Varietas bawang putih tumbuh subur di berbagai daerah di Indonesia, termasuk Brebes dan Tawangmangu di Jawa Tengah.

  • Kunyit 

Kunyit (Curcuma domestica) telah lama digunakan di Indonesia sebagai bahan memasak dan jamu. Tumbuh subur di berbagai daerah, seperti Jawa Barat dan Jawa Timur, kunyit mengandung senyawa curcumin yang memiliki khasiat antibakteri, antijamur, antivirus, serta mampu meredakan inflamasi dan menjaga kesehatan lambung.

  • Pala

Pala (Myristica fragrans) digunakan untuk menambah cita rasa pada masakan. Biji pala memiliki manfaat untuk meredakan masuk angin, gangguan pencernaan, sakit perut, serta membantu memperbaiki daya ingat dan kemampuan konsentrasi.

Pala biasanya ditanam di daerah Maluku, yang dikenal sebagai penghasil pala terbaik di Indonesia. Papua, Aceh, dan Sulawesi Utara juga menjadi daerah lain penghasil pala terbesar di Indonesia.

  • Kayu Manis

Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) digunakan untuk menambah cita rasa dan kesegaran pada minuman. Kayu manis juga memiliki manfaat sebagai antijamur, antiradang, antiseptik, serta dapat meredakan diare, pilek, flu, sakit perut, hipertensi, kehilangan nafsu makan, dan bronkitis.

Kayu manis biasanya digunakan dalam makanan dan minuman sebagai rempah aromatik yang memberikan aroma harum, manis, dan pedas. Kayu manis sering digunakan dalam minuman tradisional Indonesia untuk memberikan cita rasa khas.

Di Indonesia, kayu manis umumnya paling banyak ditemukan di Provinsi Jambi, Sumatera Barat, dan Kalimantan Selatan.

  • Cengkeh

Cengkeh (Syzgium aromatica) memiliki khasiat untuk menghentikan diare, meredakan sakit perut, rasa mual, serta memiliki sifat antioksidan, antiseptik, bius lokal, dan antiinflamasi.  Produksi cengkeh terbesar di Indonesia berasal dari daerah-daerah seperti Ternate di Maluku Utara dan Tidore di Maluku.

  • Jahe 

Jahe (Zingiber officinale), selain digunakan untuk menghangatkan tubuh dan meningkatkan nafsu makan, juga memiliki manfaat meredakan masuk angin. Di Indonesia, jahe tumbuh subur di berbagai wilayah, termasuk Jawa Timur dan Jawa Barat. Jahe sering digunakan sebagai bahan campuran dalam minuman tradisional Indonesia, seperti kopi atau teh.

  • Kapulaga

Kapulaga memiliki banyak mineral yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh dan dikenal memiliki khasiat untuk mencegah dan mengatasi penyakit infeksi. Kapulaga tumbuh di berbagai daerah di Indonesia, dengan produksi yang signifikan di wilayah-wilayah seperti Sumatra Utara dan Aceh.

  • Kencur

Kencur memiliki banyak manfaat, seperti menambah nafsu makan, mengobati peradangan pencernaan, hingga memberikan sensasi ketenangan dalam tubuh, serta bermanfaat untuk meredakan demam, encok, sakit perut, dan bengkak.

Kencur tumbuh subur di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa, Sumatra, dan Bali.

  • Biji Ketumbar

Ketumbar (Coriandrum sativum) memiliki aroma menenangkan dan khasiat untuk mengatasi masalah pencernaan, sakit perut, mual, diare, kejang usus, perut kembung, campak, wasir, sakit gigi, cacingan, nyeri sendi, infeksi bakteri dan jamur, serta meningkatkan produksi ASI.

Rempah ini tumbuh di banyak daerah di Indonesia, dengan produksi yang cukup signifikan di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

  • Lengkuas

Lengkuas digunakan dalam jamu kudu laos untuk masalah lambung, masuk angin, dan meningkatkan nafsu makan. Rempah ini tumbuh subur di berbagai wilayah di Indonesia, termasuk Jawa dan Sumatra.

  • Lada

Lada memiliki khasiat untuk menghangatkan, membunuh parasit, membuang gas dalam tubuh, memperlancar keluarnya urine, mengatasi gangguan penyakit kulit, memperlancar peredaran darah, menangani reumatisme, serta menurunkan risiko penyakit Alzheimer. Lada banyak diproduksi di daerah Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.

  • Vanili

Vanili bersifat antibakteri, mengandung antioksidan dan antidepresan, serta dapat menurunkan kadar kecemasan. Beberapa aerah penghasil vanili di Indonesia adalah Banyuwangi, Lampung Barat, Pati, Sumedang, Ambarawa, Temanggung, hingga Wonosobo.

Setelah mengenal berbagai rempah khas Indonesia, sebaiknya dalam mencintai kuliner dalam negerti tidak hanya menggaung-gaungkannya ke dunia internasional. Namun, kenali terlebih dahulu segala unsur pembuatannya, dari bumbu-bumbu hingga proses pembuatannya. Makanan adalah budaya dan kekayaan kuliner Indonesia sesungguhnya adalah modal besar yang dimiliki oleh negeri ini, seperti yang pernah disampaikan oleh Rahung Nasution, seorang food enthusiast dan traveller.