Fungsi utamanya tak lain untuk mencatat waktu, tetapi kini juga menjadi cara untuk mencermati pergulatan hidup keseharian manusia. Dunia horologi mencatatnya lewat inovasi teknologi, rupa desain, dan identitas karakter yang diusung.

Evolusi ini pula yang disaksikan oleh YY Kwan, yang mendedikasikan hidupnya pada industri horologi dan mendirikan perusahaan distribusi arloji AD Time di Malaysia. CEO AD Time ini mencatat perubahan dalam industri arloji selama 25 tahun terakhir. Dulu, arloji didominasi oleh buatan Swiss dan Jepang. Namun, kini, label-label baru bermunculan dan memberi pilihan luas bagi pasar. Arloji berkualitas pun kini dipandang sebagai sebentuk investasi dan aksesori fashion. Sebuah arloji berkualitas akan bertahan hingga lebih dari satu dekade.

Dalam wawancara eksklusifnya yang dipublikasikan dalam majalah khusus ADMAG, YY Kwan menyebutkan dewasa ini memilih arloji serupa dengan memilah pakaian. Orang akan memilih arloji dari merek yang merefleksikan gaya dan karakter diri. Segalanya tak lepas dari persoalan mengekspresikan diri dan sentuhan personal. Gonta-ganti arloji pun sudah menjadi hal lazim. Banyak orang memiliki lebih dari satu arloji untuk disesuaikan dengan tampilan busana dan situasi.

Pasar arloji pun memperlihatkan ciri pasar tersendiri. Pria umumnya lebih menekankan sisi fungsi. Mekanisme, fitur, teknologi, hingga cara pembuatan arloji menjadi catatan tersendiri dalam menilik sebuah arloji. Sementara itu, perempuan cenderung mementingkan unsur desain dan presentasi tampilan. Sebuah arloji yang sederhana, jika memiliki tampilan berkarakter, sudah mampu menjadikan penampilan kian menawan.

Industri horologi yang bergerak mengikuti zaman dan tren fashion ini pun menjadi catatan tersendiri dalam perjalanan AD Time. Diawali dari 1989 dengan menggandeng Alain Delon sebagai mitra pertama AD Time, kini AD Time telah memegang lisensi resmi dari Bonia, Braun Buffel, dan Valentino Rudy. AD Time pusat juga bermitra dengan berbagai merek kenamaan dunia sebagai distributor resmi. Di antaranya Cerruti 1881, Suunto, Orient, Puma, Swiss Military Hanowa, Toywatch, dan masih banyak lagi.

Seiring dengan pertambahan mitra, AD Time juga merambah ke negara tetangga. Indonesia, Thailand, dan Hongkong tercatat sebagai perpanjangan kaki AD Time yang berpusat di Kuala Lumpur, Malaysia.

Indonesia menjadi pasar yang diperhitungkan oleh AD Time dengan menjadi kantor cabang pertama di luar Malaysia. Sejak hadir 2003, AD Time Indonesia pun menunjukkan pertumbuhan yang terus meningkat. “Saat ini, pertumbuhan sedang baik,” tegas Chairman AD Time Indonesia Muhammad Hendri. Diakuinya, pertumbuhan kelas menengah di Indonesia turut memengaruhi pergerakan pasar. Terlebih kesadaran setiap orang yang menganggap arloji sebagai bagian dari fashion juga terus meningkat.

Pertumbuhan positif ini pula yang membawa AD Time Indonesia kini mengantongi izin distribusi 16 merek arloji kenamaan dunia. Penyebaran distribusinya mencakup berbagai wilayah di Nusantara, baik di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, maupun Bali. 

Malam apresiasi

13 Maret 2015 pun menjadi hari istimewa bagi AD Time. Perjalanan selama 25 tahun diperingati dengan selebrasi istimewa, yang diselenggarakan di Shangri-La Kuala Lumpur.

Lebih dari 500 tamu yang terdiri dari para dealer, supplier, konsumen, serta perwakilan AD Time dari Malaysia, Indonesia, Thailand, dan Hong Kong menghadiri malam selebrasi tersebut. Termasuk di antaranya 12 perwakilan dari AD Time Indonesia. Momen ini sekaligus menjadi malam apresiasi kepada sosok di balik layar kesuksesan AD Time maupun para mitra setia, di antaranya Bonia, Alain Delon, dan majalah Tatler Malaysia.

Jamuan makan malam mewah yang dihiasi hiburan dari artis kenamaan Hongkong Bernice Liu ini bertambah semarak ketika pengumuman door prize berlangsung. Setiap orang berharap pada keberuntungan dan membawa pulang satu dari sekian banyak hadiah yang total bernilai 150.000 ringgit Malaysia. [ADT]

noted: berevolusi mengarungi dunia waktu

foto: shutterstock