Asalkan rajin mencermati bagian tubuh, sejumlah penyakit bisa dikenali dari sejumlah anomali atau kelainan dan hal yang tidak biasa. Terkadang kelainan ini muncul di salah satu bagian tubuh dan tidak kentara. Misalnya, pada kuku.

Banyak pakar mengungkapkan, melalui perubahan warna kuku, gejala penyakit tertentu akan terlihat. Di sisi lain, perlakuan kurang tepat pada kuku juga bisa memicu sejumlah gangguan kesehatan seperti berikut ini.

Warna

                Kondisi kesehatan paling mudah dikenali dari perubahan warna kuku. Umumnya, saat tubuh sehat, kuku akan berwarna merah muda keputihan yang segar. Seseorang perlu berhati-hati bila kuku berwarna putih dengan pinggiran gelap. Bisa jadi ini menandakan gangguan pada hati.

Kuku yang berwarna kekuningan juga bisa menjadi indikasi penyakit hati. Selain itu, kuku kekuningan juga bisa menjadi pertanda infeksi jamur atau penyakit lainnya, seperti diabetes dan penyakit paru-paru.

Kuku yang pucat disertai dengan tubuh mudah lelah dan lemas serta kepala berkunang-kunang dapat menjadi tanda-tanda anemia. Namun, kuku yang pucat juga bisa menandakan ketidakberesan pada hati, jantung, atau akibat masalah gizi.

Lain halnya bila kuku berona kebiruan. Ini terjadi akibat sirkulasi oksigen dalam tubuh tidak lancar. Kuku yang berwarna kebiruan ini kerap identik dengan gangguan pada paru-paru atau indikasi masalah jantung. Namun, kuku yang berwarna biru kehitaman saat menjalani kemoterapi, ini merupakan hal yang umum terjadi. Biasanya, warna kuku akan kembali normal beberapa waktu usai menjalani proses penanganan kanker.

Perubahan bentuk

Tidak hanya perubahan warna, perubahan bentuk kuku juga bisa menandakan tubuh bermasalah. Misalnya, muncul garis hitam di bagian bawah kuku. Jika ini terjadi, sebaiknya segera Anda periksakan diri. Garis vertikal berwarna gelap ini bisa jadi adalah indikasi kanker kulit.

Beberapa orang mengalami kulit di sekitar kuku jempol kaki berwarna merah atau keunguan dan bengkak. Ini bisa terjadi akibat pertumbuhan kuku yang terlalu dalam menancap pada kulit. Pada sela-sela kuku ini terdapat kotoran. Akibatnya adalah infeksi. Hal ini bisa ditangani dengan memotong kuku dan membersihkan lukanya.

Kuku yang mudah pecah atau terlalu rapuh juga perlu diwaspadai. Kuku biasanya rapuh saat tangan terlalu lama terendam dalam air. Namun, rapuh tanpa sebab yang pasti bisa menjadi indikasi gangguan tiroid.

Kebiasaan

                Meskipun bukan bagian vital tubuh, kuku berada di ujung jari tangan. Tangan sendiri merupakan organ tubuh yang tergolong paling aktif dan banyak berinteraksi dengan berbagai benda. Peluang penyebaran kuman atau bakteri berbahaya melalui tangan terbilang cukup besar.

Inilah yang membuat masalah kebersihan tangan perlu diperhatikan. Namun, masalah kuku juga bisa dipicu kebiasaan-kebiasaan buruk seperti terlalu sering mencuci tangan. Kebiasaan ini membuat kadar minyak alami pada kuku berkurang sehingga kuku menjadi kering dan lebih rapuh.

Kebiasaan menggigiti kuku juga bisa memungkinkan penyebaran flu, infeksi, dan penyebaran bakteri yang mengganggu pencernaan. Ditinjau dari segi psikologi, kebiasaan menggigiti kuku pun tidak sehat karena mengarah pada ciri-ciri gangguan obsesif kompulsif (obsessive compulsive disorder atau OCD).

Rajin memperhatikan kondisi kuku dan merawat kuku dengan baik dapat menghindari risiko gangguan kesehatan dan ancaman sejumlah penyakit. Tidak ada salahnya bila mulai sekarang kita rajin memperhatikan kondisi kuku. [*/MIL]

 

Klasikamus

Onikomikosis

Ini adalah penyakit infeksi kuku akibat serangan jamur. Penyebarannya bisa berupa kontaminasi langsung dengan pasien. Namun, orang yang mengalami gangguan sirkulasi tubuh seperti penderita diabetes juga rentan terhadap onikomikosis. Spesies jamur yang kerap memicu onikomkosis di Indonesia adalah jenis Trichopyton dari spesies candida.

noted: berawal dari kuku

foto: shutterstock