Belalang, serangga yang sering dianggap hama tanaman, nyatanya memiliki sisi lain yang menarik, yaitu sebagai sumber protein hewani yang gurih. Di sejumlah negara, belalang telah menjadi bagian dari tradisi kuliner masyarakat, menawarkan rasa unik dan kandungan gizi yang dibutuhkan tubuh.

Di Indonesia, konsumsi belalang sudah lama menjadi kebiasaan di beberapa daerah, seperti Yogyakarta, Lombok, dan Papua. Belalang kayu (Valanga nigricornis) menjadi jenis yang paling digemari karena ukurannya yang besar dan kandungan proteinnya tinggi.

Belalang kaya akan protein, dengan kadar mencapai 62,2 persen per 100 gram. Kandungan protein ini bahkan lebih tinggi dibandingkan udang windu. Selain protein, belalang juga mengandung berbagai zat gizi lain seperti zat besi, zinc, kalsium, vitamin B12, dan folat. Protein berperan penting dalam membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Olahan yang menggugah selera

Belalang dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat dan menarik. Cara yang paling umum adalah menggoreng belalang dengan bumbu rempah-rempah. Belalang goreng dapat dinikmati sebagai camilan atau lauk.

Selain digoreng, belalang juga dapat diolah menjadi abon, sate, dendeng, keripik, atau bahkan dimasak bersama sayur-sayuran. Kreativitas dalam mengolah belalang tidak terbatas, dan berbagai resep baru terus bermunculan.

Tradisi konsumsi belalang

Di Meksiko, belalang goreng dikenal sebagai chapulines dan merupakan camilan populer yang disajikan dengan guacamole dan salsa. Di Thailand, belalang goreng (maeng da) dinikmati sebagai lauk pauk pedas. Di Afrika, belalang merupakan sumber protein penting bagi masyarakat pedesaan dan sering dimasak dengan berbagai cara.

Dengan populasi yang melimpah dan kandungan gizi yang tinggi, belalang memiliki potensi besar sebagai sumber pangan alternatif. Pemanfaatan belalang sebagai bahan makanan dapat membantu mengatasi kekurangan protein dan meningkatkan ketahanan pangan, terutama di daerah-daerah yang mengalami kesulitan akses terhadap sumber protein hewani lainnya.

Jenis belalang yang bisa dikonsumsi

Berikut beberapa jenis belalang yang biasa dikonsumsi di berbagai negara.

Belalang kayu (Valanga nigricornis)

  • Jenis belalang yang paling umum dimakan di Indonesia.
  • Memiliki ukuran besar dan kandungan protein tinggi.
  • Ditemukan di berbagai daerah di Indonesia, seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.

Belalang hijau (Locusta migratoria)

  • Jenis belalang yang mudah ditemukan di padang rumput dan sawah.
  • Memiliki rasa yang gurih dan tekstur yang renyah.
  • Dimasak dengan berbagai cara, seperti digoreng, direbus, atau diasap.

Belalang daun (Phyllium spp.)

  • Jenis belalang yang unik karena bentuknya yang menyerupai daun.
  • Memiliki rasa yang sedikit manis dan tekstur yang kenyal.
  • Ditemukan di daerah tropis, seperti Asia Tenggara dan Amerika Selatan.

Belalang belalang (Acrida cinerea)

  • Jenis belalang yang mudah ditemukan di Afrika dan Asia.
  • Memiliki kandungan protein yang tinggi dan rasa yang gurih.
  • Dimasak dengan berbagai cara, seperti digoreng, direbus, atau diasap.

 Tips memilih belalang untuk konsumsi

  • Pilihlah belalang yang segar dan tidak berbau busuk.
  • Hindari belalang yang berwarna cerah atau memiliki bintik-bintik, karena mungkin beracun.
  • Belalang yang baik untuk dimakan adalah belalang yang berasal dari daerah yang bersih dan bebas pestisida.

Belalang merupakan sumber protein hewani yang bergizi dan lezat. Ada banyak jenis yang bisa dikonsumsi, tapi penting untuk memilih belalang yang aman dan diolah dengan cara yang benar. Dengan pengolahan yang tepat, belalang dapat menjadi bagian dari solusi untuk mengatasi kekurangan protein.

Baca juga: 6 Sumber Makanan yang Mengandung Zinc