Pembangunan Basilika Santo Petrus di Vatikan dimulai pada awal abad ke-16, di bawah kepemimpinan Paus Yulius II. Sebelum itu, di tempat yang sama, telah berdiri sebuah gereja kuno yang dibangun oleh Kaisar Konstantinus pada abad ke-4 Masehi. Gereja ini didirikan di atas makam Santo Petrus, salah satu dari dua belas rasul Yesus Kristus dan paus pertama dalam tradisi Katolik.
Namun, seiring berjalannya waktu, gereja kuno ini mengalami kerusakan dan membutuhkan renovasi besar. Paus Yulius II memutuskan untuk membangun basilika baru yang lebih megah sebagai simbol kekuatan dan kejayaan Gereja Katolik. Pembangunan basilika ini melibatkan banyak arsitek terkenal pada zamannya, antara lain Donato Bramante, Michelangelo Buonarroti, Carlo Maderno, dan Gian Lorenzo Bernini.
Baca juga:Â Ikonis, Ini 10 Gereja Tertua di Indonesia
Arsitek pertama
Donato Bramante adalah arsitek pertama yang merancang basilika baru ini. Ia merencanakan sebuah bangunan berbentuk salib Yunani dengan kubah besar di tengahnya. Namun, setelah kematian Bramante pada tahun 1514, Michelangelo mengambil alih proyek ini pada tahun 1547.
Michelangelo mengubah rencana Bramante dengan memperbesar kubah dan membuatnya lebih megah. Kubah besar ini menjadi salah satu ciri khas dari Basilika Santo Petrus dan dianggap sebagai mahakarya arsitektur Renaisans.
Setelah kematian Michelangelo pada tahun 1564, Carlo Maderno melanjutkan proyek ini dan menambahkan bagian depan basilika, termasuk fasad yang megah. Pada tahun 1612, pembangunan basilika ini akhirnya selesai di bawah arahan Gian Lorenzo Bernini, yang menambahkan alun-alun berbentuk elips di depan basilika, dikenal sebagai Piazza San Pietro.
Alun-alun tersebut dikelilingi oleh deretan kolom besar yang menciptakan efek dramatis dan mengundang para peziarah untuk masuk jauh ke jantung basilika.
Sementara bagian interior basilika dihiasi oleh berbagai karya seni, termasuk patung-patung karya Michelangelo, Bernini, dan seniman terkenal lainnya. Salah satu karya seni yang paling terkenal adalah patung Pietà , yang menggambarkan Yesus Kristus yang telah meninggal dalam pelukan Perawan Maria.
Basilika Santo Petrus di Vatikan tidak hanya menjadi pusat spiritual bagi umat Katolik, tetapi juga merupakan salah satu karya arsitektur terpenting dalam sejarah. Dengan kubahnya yang megah, interior yang penuh dengan karya seni bernilai tinggi, dan sejarah panjang yang melekat padanya, basilika ini terus menarik jutaan pengunjung setiap tahun dari seluruh penjuru dunia.