Di sekolah, mungkin anak sulit memahami pelajaran tertentu. Sebagai orangtua, Anda bisa membantu mereka belajar lebih efektif dengan menggunakan pendekatan sesuai dengan tipe kecerdasan anak-anak Anda.

Jenis kecerdasan tidaklah seragam. Pada 1983, Profesor Howard Gardner mengusulkan paradigma kecerdasan majemuk (multiple intelligences), yang kini banyak menjadi rujukan.

Jenis-jenis kecerdasan itu meliputi:

  • kecerdasan verbal-linguistik (cerdas kata),
  • kecerdasan logis-matematis (cerdas angka),
  • kecerdasan musikal (cerdas musik-lagu),
  • kecerdasan kinestetik (cerdas gerak),
  • kecerdasan visual-spasial (cerdas gambar-warna),
  • kecerdasan interpersonal (cerdas sosial),
  • kecerdasan intrapersonal (cerdas diri),
  • kecerdasan naturalis (cerdas alam), dan
  • kecerdasan eksistensial (cerdas hakikat).

Setiap orang punya satu atau beberapa jenis kecerdasan yang lebih menonjol dibandingkan jenis kecerdasan yang lain. Namun, teori Gardner ini membantu kita lebih dari sekadar mengidentifikasi kekuatan intelektual kita atau anak-anak kita. Ini juga menyingkap cara belajar yang paling baik bagi kita, yang tentu saja sangat berguna untuk memahami topik yang agak sulit dimengerti.

Setiap orang punya satu atau beberapa jenis kecerdasan yang lebih menonjol dibandingkan jenis kecerdasan yang lain.

Jika Anda adalah orangtua, guru, atau tenaga pendidik, hal ini akan sangat berguna untuk membantu anak belajar dengan lebih efektif. Berikut ini, ada enam pendekatan paling lazim untuk memudahkan anak-anak belajar sesuai dengan jenis kecerdasannya.

Linguistik

orangtua membantu anak belajar dengan pola linguistik

Apakah anak Anda senang mendeskripsikan atau bercerita tentang sesuatu dengan detail dan runut? Mungkin mereka juga sangat antusias mendengarkan dongeng dan betah berlama-lama membaca. Di sekolah, barangkali nilai-nilainya bagus untuk pelajaran bahasa, terutama dalam memahami bacaan atau menulis kreatif.

Anak dengan kecerdasan verbal yang tinggi biasanya akrab dengan kata. Ketika mereka, misalnya, mengalami kesulitan mengerjakan soal matematika, cobalah membantu mereka dengan menyusun rumus dalam bentuk cerita naratif. Bisa juga jadikan pelajaran sejarah bukan hafalan, tetapi kemas seperti legenda menarik. Atau, minta mereka mengarang cerita yang terkait dengan hewan-hewan invertebrata untuk pelajaran biologi.

Kinestetik

membantu anak belajar dengan pola kinestik

Gerak tubuh mungkin saja menjadi keunggulan anak Anda. Lihat, apakah dia gemar bermain sepak bola, menonjol di kelas tari, atau tangkas memanjat pohon. Cerdas kinestetik berarti mereka bisa menggerakkan tubuh sebagaimana mereka hendaki. Mereka pun menikmati gerak itu.

Membantu anak yang cerdas gerak untuk belajar bisa dengan membiarkan mereka belajar lewat gerak atau sesuatu yang bisa digerakkan. Misalnya, tulis rumus di kotak-kotak permainan engklek. Sambil mereka bermain, minta mereka menghafal rumus-rumus tersebut.

Musikal

Beberapa anak sangat cepat menangkap ritme atau menghafal melodi. Jika anak Anda mudah mengikuti ketukan lagu, spontan bertepuk tangan dalam situasi publik yang pas, atau sering sekali menyanyi, kemungkinan besar ia punya kecerdasan musikal. Saatnya Anda membantunya belajar dengan memanfaatkan ritme atau musik. Untuk mengingat tata surya, misalnya, Anda bisa memodifikasi lirik lagu “Indonesia Pusaka” dengan urutan matahari dan planet-planetnya.

Visual

anak kesulitan memahami pelajaran

Apakah anak Anda selalu membuat Anda terpukau dengan detail pada lukisannya, imajinasinya ketika menggambar, atau caranya memadupadankan warna? Atau, apakah kadang-kadang ia menuntun Anda menemukan lokasi parkir karena ia mengingat pohon atau marka di dekatnya? Jika iya, mungkin itu karena anak Anda melihat dunia sebagai “gambar”.

Anak-anak dengan kecerdasan visual atau spasial bisa lebih mudah belajar menggunakan warna dan gambar. Ubahlah kesulitan mereka memahami pelajaran dengan peta visual. Letakkan kata kunci, frase, rumus, dalam gambar-gambar yang menarik bagi mereka. Bolehkan mereka menggunakan pena berwarna-warni, stabilo, atau bahkan pensil warna untuk mencatat di bukunya.

Sosial

Sewaktu suasana hati sedang buruk, mungkin anak Anda menghampiri dan tiba-tiba memeluk Anda. Kali lain, ketika bermain dengan kawan-kawannya, ia mendelegasikan tugas kepada anak lain ketika berpura-pura menjadi bajak laut. Dari berkomunikasi secara verbal sampai menggunakan ekspresi nonverbal yang pas, anak dengan kecerdasan sosial atau interpersonal bisa bersosialisasi dengan baik dalam kelompoknya.

Oleh karena itu, cara terbaik untuk belajar bagi tipe ini adalah justru mengajarkan atau menjelaskannya kepada orang lain, entah teman sebaya ataupun saudara kandungnya. Anda sebagai orangtua juga bisa bermain peran. Ia menjadi guru dan Anda muridnya. Minta ia menjelaskan soal metamorfosis kupu-kupu atau volume bangun ruang.

Baca juga: 5 Tips Mengatasi Kendala Pembelajaran Jarak Jauh

Logika

Ketika anak bisa dengan cukup cepat menyelesaikan puzzle atau persamaan, atau mungkin mengoreksi hitungan Anda, bisa disimpulkan anak punya kecerdasan logika. Angka dan pola adalah hal yang mudah mereka pahami. Mereka bahkan bisa punya cara mereka sendiri untuk menyelesaikan soal-soal berkaitan dengan logika ini.

Biasanya, anak-anak dengan keunggulan ini juga tak kesulitan mengingat atau menghafal. Jadi, untuk membantu mereka belajar, bisa gunakan data, tabel, diagram, atau infografik. Data ini akan membantu mereka mengumpulkan informasi dan mengarahkan pada kesimpulan. Jika ingin proses belajar jadi cukup menantang atau mengasyikkan untuk mereka, kemas sebagai teka-teki. Misalnya, bermain tebak-tebakan tentang jenis-jenis batuan dengan menyebutkan ciri-cirinya. Bisa juga menyusun teka-teki silang untuk pelajaran kosakata bahasa asing.