Sejak pertengahan Maret 2020, para siswa mulai dari TK hingga SMA diterapkan pembelajaran jarak jauh sebagai antisipasi penyebaran Covid-19. Peran orangtua pun menjadi lebih besar.

Tidak hanya bertugas mengawasi anak yang sedang belajar, tetapi juga mengikuti proses belajar anak selama berada di rumah. Bila perlu, orangtua juga harus bisa menjelaskan materi pelajaran yang sulit dicerna oleh anak.

Sejauh ini, siswa yang belajar di rumah menggunakan aplikasi SiPintar, RumahBelajar, Google Form, atau Google Classroom. Tidak jarang, para guru juga menggunakan aplikasi Zoom untuk bertatap muka atau melakukan review mandiri sebagai pengganti penilaian harian (PH). Bila para guru ini membutuhkan penilaian fisik, mereka juga terkadang meminta para siswa mengirimkan dokumen berupa video.

Bukan hal mudah

Meski terlihat menyenangkan, pembelajaran di rumah bukanlah hal mudah bagi para siswa, guru, dan orangtua.

“Kalau begini caranya, lebih enak belajar di sekolah karena tugas yang diberikan tidak sebanyak ketika Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Deadline-nya pun lebih ketat ketika PJJ, sehingga nyaris tidak ada waktu untuk sekadar beristirahat,” ujar Mirza siswa kelas XI MIPA SMA Negeri 1, Jakarta.

Hal itu diamini Yusuf, siswa kelas XII MIPA SMA Negeri 3 Jakarta, yang juga merasa sulit memahami pelajaran-pelajaran bermuatan eksakta ketika harus belajar di rumah karena tidak dapat secara leluasa bertanya pada guru layaknya di sekolah.

Lain halnya jika siswa yang belajar di rumah masih setingkat sekolah dasar. Pada tingkatan ini, orangtua bisa berperan maksimal karena materi yang diajarkan masih lebih mudah dipahami dan tidak terlalu rumit.

Berikut ini, beberapa hal yang dapat dilakukan orangtua untuk memaksimalkan pembelajaran jarak jauh di rumah.

1. Orangtua ikut belajar

Sebagai pengawas anak dan “teman” saat belajar di rumah, orangtua dapat ikut mempelajari buku cetak atau buku pengantar anak. Dengan demikian, orangtua juga dapat memberikan masukan atau paling tidak membantu menerangkan materi pelajaran yang sulit dipahami anak. Dampingi anak bila perlu.

2. Orangtua belajar memahami teknologi

orang tua belajar teknologi

Menggunakan laptop, komputer, dan perangkat gawai lainnya saat proses pembelajaran melalui aplikasi, membuat orangtua dan anak juga harus memahami cara kerja dan fitur-fitur yang terdapat pada aplikasi tersebut. Dengan demikian, kendala yang terjadi saat menggunakan aplikasi tersebut dapat diminimalkan. Ingat, tidak pernah ada kata terlambat untuk belajar.

3. Orangtua perlu melatih kesabaran

anak belajar bersama orangtua

Menghadapi anak yang tengah review mandiri atau PH saat PJJ memang terkadang membuat orang tua ikut senewen dan tidak jarang memarahi anak yang terkesan santai saat PH berlangsung. Bayangkan Anda berada di posisi anak yang sedang PH dan butuh ketenangan, Anda pasti menginginkan hasil yang maksimal, bukan?

Baca juga : 

4. Orangtua memastikan ketersediaan peralatan

perlengkapan belajar anak

Orangtua perlu memastikan kualitas komputer, laptop, gawai atau jaringan internet berada pada kondisi prima sehingga tidak ada kendala saat anak menerima materi atau mengerjakan tugas ketika PJJ berlangsung.

5. Orangtua juga perlu berkonsultasi dengan guru

Ketika menghadapi persoalan yang rumit, jangan pernah menyerah dan malu bertanya pada guru atau wali kelas buah hati Anda. Esensinya, pembelajaran siswa tidak hanya menjadi tanggung jawab guru atau orangtua, tetapi juga tanggung jawab dua arah, yaitu orangtua dan guru.