Alasan utama dasar penentuan kita berjalan di kanan atau kiri adalah penggunaan tangan dominan kita. Yang menggunakan sistem berjalan di kiri lebih mengakomodasi pengguna tangan kanan dominan. Yang kidal, sekarang mungkin lebih nyaman berkendara di sisi kanan jalan karena kendali kemudi di sebelah kiri. Ada pula orang yang punya kemampuan berimbang dalam menggunakan tangan kanan dan kiri meski kasus ini sangat jarang.
Asal-usul kesepakatan penggunaan sisi jalan di bagian kiri atau kanan ini menarik. Dulu, banyak pejalan kaki yang membawa barang bawaannya di bahu kanan. Oleh karena itu, secara instingtif, mereka berupaya melindungi barang bawaannya dari benturan dengan pengguna jalan lain, atau bahkan pencopetan, dengan berjalan di sebelah kanan jalan. Ini juga memudahkan kusir atau pengendali kereta kuda untuk menarik tali kekang dengan lengan kanan yang lebih kuat.
Baca juga :
- Sejarah Lampu Lalu Lintas, Dari London hingga Mendunia
- Mengintip Kebijakan Lalu Lintas Ganjil-Genap di Negara Lain
Dari zaman Romawi
Namun, di samping itu, pada zaman kuno tersebut, banyak pula tentara yang membawa senjata berupa pedang. Lebih mudah bagi mereka ketika tangan yang memegang senjata lebih dekat dengan musuh yang akan dilawan. Oleh karena itu, mereka lebih suka berjalan di sisi kiri jalan. Di tempat yang banyak terdapat kalangan militer atau tentaranya, misalnya pada zaman Kekaisaran Romawi, penggunaan jalan di sisi kiri jadi lebih lazim.
Sistem penggunaan jalan di sisi kanan jadi jamak lagi ketika musuh bisa saja ada di titik-titik yang tak terduga dan pasukan butuh untuk selalu bersiaga. Di Eropa, ada konsensus untuk menggunakan sisi kanan jalan sejak Zaman Pertengahan. Di benua tersebut, Napoleon juga dikenal mengeluarkan aturan untuk penggunaan sisi kanan jalan.
Meski begitu, di Inggris, yang mengikuti tradisi Romawi kuno, penggunaan jalan di sisi kiri masih menjadi dominan. Negara yang punya banyak koloni ini lantas memperluas kebiasaan berjalan di sisi kiri ke seluruh dunia, seperti India dan Australia. Di Jepang, penggunaan sisi kiri jalan juga disepakati ketika para insinyur Inggris membangun rel kereta di sana.
Nah, di Indonesia, penggunaan jalur kiri diperkenalkan oleh bangsa Belanda, yang dulu masih mengikuti tradisi Romawi. Setelah Napoleon berkuasa, negara Belanda sendiri memang mengganti sistem lalu lintasnya dengan menggunakan sisi kanan jalan. Namun, daerah-daerah jajahannya yang sudah menerapkan sistem berjalan di sisi kiri tidak mengubah kebiasaannya. Jadilah, sampai sekarang kita menggunakan sisi kiri jalan raya.