Elly baru saja menyelesaikan novel terbaru dan berniat untuk menyudahi kisah sang karakter. Namun, ia diminta untuk menambahkan satu bag lagi. Belum punya untuk melanjutkan cerita, Elly bermaksud mengunjungi ibunya dengan naik kereta.
Baca juga: Red Sparrow (2018): Siasat Si Mata-mata
Bersama orang tak dikenal yang belakangan mengaku bernama Aidan (Sam Rockwell) dan berprofesi sebagai mata-mata sungguhan, mereka diserang sekelompok orang. Mereka berhasil meloloskan diri.
Aidan memberitahu bahwa apa yang diceritakan Elly dalam novelnya ternyata benar-benar terjadi. Sesuai plot dalam novel, sebuah sindikat mata-mata yang korup kini memburu Elly. Di dalam novel, karakter Argylle, yang menemukan sindikat tersebut korup, merencanakan aksi lanjutan. Namun, di titik itu, Elly menyudahi cerita dalam ketegangan yang penuh ketidakpastian. Ini teknik bercerita yang dikenal sebagai “cliffhanger”.
Ternyata, menurut Aidan, ada pihak-pihak yang berkepentingan dengan lanjutan kisah Argylle. Meski awalnya terdengar absurd, Elly mau tidak mau harus terlibat. Dan, sejumlah rahasia masa lalu mulai terkuak. Mampukah Elly mengungkap hal yang menghubungkan imajinasinya dengan kejadian nyata?
Penuh kejutan
Layaknya kisah mata-mata, banyak hal yang tidak terduga. Bahkan, seperti tagline film ini, the greater the spy, the bigger the lie. Semakin hebat sang mata-mata, semakin besar dusta yang dibawa.
Baca juga: The Informer: Thriller Aksi yang Biasa Saja
Begitu banyak dusta atau rahasia dalam Argylle. Penulis cerita Jason Fuchs cukup teliti dan berhati-hati untuk mengungkap rahasia satu demi satu. Dan, penonton akan terkaget-kaget atau sama sekali tidak menduga ketika sebuah rahasia terungkap.
Sejumlah nama populer turut serta dalam jajaran pemeran Argylle. Selain Cavill sebagai pemeran karakter utama, ada pula John Cena yang memerankan Wyatt, partner Argylle dalam novel. Lalu, ada penyanyi Dua Lipa yang berperan sebagai LaGrange, sosok mata-mata yang diburu Argylle. Ada pula aktor gaek Samuel L Jackson yang menjadi mantan petinggi badan intelijen, namun menghilang karena berbeda pendapat.
Selain itu, masih ada sederet bintang lain. Banyaknya karakter tersebut bukan cuma figuran sambil lalu, melainkan memiliki peran penting yang menentukan jalan cerita. Penulis dan sutradara Argylle dengan jeli membuat cerita berkembang dari satu situasi ke situasi lain yang berubah drastis.
Meski merupakan kisah mata-mata yang dibalut aksi, sejatinya Argylle juga film komedi. Patut dicatat juga, aksi yang dilakukan tidak benar-benar realistis sehingga film ini juga masih layak ditonton anak remaja (R13+). Namun, mungkin jadi kurang memuaskan bagi penyuka film aksi laga.
Sebagai laga komedi, lupakan akal sehat. Simak misalnya pertarungan di atas kereta antara Aidan dan gerombolan suruhan sindikat. Bukannya brutal, malah konyol dan penuh banyolan. Atau ketika Aidan tertangkap dan disiksa oleh sindikat mata-mata. Mestinya, kondisinya akan tidak keruan akibat siksaan kejam. Namun, ternyata hanya lecet sedikit dan itu pun tampak sangat tidak meyakinkan.
Secara keseluruhan, Argylle merupakan film yang menghibur dan menyenangkan untuk ditonton. Kisahnya kuat dan komedinya juga dapat. Film ini amat layak ditonton, apalagi bagi penggemar nama-nama besar yang turut terlibat. Argylle kini diputar di bioskop Tanah Air, silakan tonton segera.
Review overview
Summary
8Kisah tentang penulis novel yang terjebak dalam kisah yang ditulisnya. Apa yang menjadi imajinasinya ternyata merupakan kejadian nyata dan menentukan.