“Jumlah kasus miopia di dunia sudah sangat tinggi dan diproyeksikan mencapai 275 juta pada 2050. Ukuran minus pada anak-anak dapat naik pada masa pertumbuhan dan dapat menyebabkan meningkatkan risiko terjadi komplikasi seperti kelainan retina, glaukoma, dan katarak,” jelas dr Yulinda Indarnila Soemiatno, SpM dari Perdami Jaya dalam sambutannya pada acara hybrid bertajuk “Managing Myopia in Children: Confidence through Evidence with DIMS Technology” di di Artotel Suites Mangkuluhur, Jakarta (24/11).
Menurut dr Yulinda, perlu ada upaya-upaya yang dapat memperlambat progresi miopia. seperti meningkatkan perhatian pada gaya hidup anak, terapi tetes mata, serta penggunaan lensa-lensa khusus yang dapat menahan kenaikan minus pada anak.
Hal ini juga diperkuat dengan pernyataan dari dr Kianti Raisa Darusman, SpM (K), MMedSci anggota Perdami Jaya, salah satu lensa manajemen miopia tersebut adalah MiYOSMART dari Hoya yang dilengkapi dengan teknologi DIMS. Kelebihan terapi ini adalah tidak menggunakan alat atau obat yang terkontak langsung dengan bola mata seperti obat tetes dan lensa kontak.
“Acara ini mencerminkan dedikasi dalam membagikan penelitian klinis mendalam di balik lensa kacamata MiYOSMART, terutama Teknologi DIMS yang inovatif, dan telah terbukti secara klinis, efektif menahan pertumbuhan miopia pada anak-anak. Platform ini bertujuan meningkatkan kepercayaan terhadap lensa kacamata revolusioner dan memungkinkan praktisi untuk memberikan standar perawatan tertinggi kepada pasien mereka,” ujar Global Head, Professional Affairs & Education Hoya Vision Care, May Zhang, MD. PhD.
Teknologi DIMS pada MiYOSMART telah terbukti secara klinis efektif dalam menahan pertumbuhan miopia pada anak-anak. Harapannya, semoga penanganan miopia di Indonesia dapat semakin mendapat perhatian serius dan lebih banyak dokter mata yang mengintegrasikan solusi berbasis bukti klinis ini dalam praktik mereka untuk membantu mengendalikan laju pertumbuhan miopia pada anak-anak.
Acara ini juga diadakan dalam rangka memperingati World Sight Day dan World Children’s Day 2024, dengan menghadirkan para pembicara lokal seperti dr Kianti Raisa Darusman, SpM (K), MMedSci yang membahas data jumlah penderita dan dampak miopia di Indonesia, serta dr Yulinda Indarnila Soemiatno, SpM yang mengulas berbagai opsi manajemen miopia. Selain itu, May Zhang, MD. PhD juga berbagi bukti klinis tentang efektivitas teknologi DIMS dalam menahan progresi miopia pada anak-anak.
Tujuan acara ini antara lain untuk membangun kredibilitas dan kepercayaan para profesional kesehatan terhadap teknologi Defocus Incorporated Multiple Segments (DIMS) pada lensa kacamata MiYOSMART sebagai solusi yang aman dan terbukti efektif dalam mengelola miopia pada anak. Teknologi DIMS telah melalui penelitian klinis jangka panjang yang membuktikan kemampuannya dalam menahan progresi miopia dan mengurangi risiko komplikasi penglihatan.
Dengan format hybrid, acara ini diikuti secara offline oleh sekitar 70 dokter spesialis mata di Jakarta dan secara online oleh lebih dari 1.600 peserta melalui platform Zoom dan aplikasi Alomedika. Partisipasi dalam acara ini juga memungkinkan para profesional untuk mendapatkan kredit profesional yang dapat meningkatkan pengetahuan mereka dalam penanganan miopia.