Kita sepakat bahwa nutrisi yang cukup dan seimbang penting untuk semua orang. Namun, tak semua dari kita mengonsumsi asupan seimbang atau menerapkan pola makan yang baik. Penanganan pakar, seperti dari ahli gizi atau dokter spesialis gizi, dapat membantumu memperbaiki pola makan.

Perhatian akan persoalan kesehatan dan nutrisi terus bertambah setiap tahunnya seiring dengan meningkatnya kesadaran orang dan tumbuhnya industri-industri terkait kesehatan. Ditambah lagi, pandemi Covid-19 membuat orang kian fokus pada apa yang baik bagi tubuh mereka.

Ada banyak teori tentang bagaimana pola makan yang baik akan berpengaruh terhadap kesehatan. Namun, mengikuti saran-saran umum dari para ahli gizi itu pun, beberapa orang mungkin masih merasa pola makannya belum sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Pasalnya, karakteristik dan kebutuhan tubuh setiap orang berbeda-beda satu dengan lainnya.

Apabila merasa sudah menerapkan pola hidup yang baik, tetapi tetap “ada yang terasa salah” dengan metabolisme tubuhmu, mungkin kamu perlu berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter spesialis gizi untuk mendapatkan masukan yang lebih sesuai. Berikut ini, beberapa kondisi yang bisa menjadi tanda kamu butuh berkonsultasi dengan pakarnya.

1. Kamu melakukan diet yoyo

Orang yang melakukan diet yoyo biasanya bekerja keras untuk menurunkan berat badan, tetapi dengan mudah beratnya akan naik lagi beberapa waktu kemudian. Siklus ini bisa terjadi berulang-ulang.

Diet yoyo berpengaruh negatif untuk tubuh. Berkurang secara drastisnya kalori yang masuk ke tubuh dapat mengacaukan hormon, yang kemudian berdampak buruk juga untuk kesehatan secara umum. Kalau kamu membatasi kalorimu secara berlebihan, tubuh meresponsnya dengan memperlambat kerja metabolisme atau kemampuan untuk membakar kalori. Ini juga akan menyebabkan hilangnya massa otot.

Barangkali yang kamu butuhkan adalah mengenal dengan baik kebutuhan kalorimu, mengonsumsi makanan seimbang. Ahli gizi atau dokter gizi bisa membantumu menganalisisnya dan merekomendasikan jenis/jumlah makanan yang tepat untuk tubuhmu.

2. Kamu punya masalah gastrointestinal

Kerap merasa sesak setelah makan? Kembung usai menghabiskan semangkuk salad atau lalapan? Sering konstipasi? Jika jawabanmu “ya” terhadap pertanyaan-pertanyaan tadi, mungkin kamu perlu memeriksakan gejala ini untuk membantu meredakannya atau mendeteksi kalau-kalau ada masalah yang lebih serius.

Masalah gastrointestinal adalah gangguan yang terjadi pada saluran cerna, terutama lambung dan usus. Sebagian besar masalah pencernaan ini dapat dicegah atau diobati dengan bantuan profesional.

3. Kamu sering makan karena dorongan emosional

Banyak orang yang makan berlebihan karena dorongan emosional. Bukan cuma ketika seseorang stres atau sedih, perilaku ini juga dapat terjadi ketika kita gembira. Putus dengan pacar, gagal masuk universitas dambaan, atau mendapatkan promosi pekerjaan sama-sama bisa memicu perilaku ini. Bantuan profesional dapat membantumu mendeteksi pemicunya dan menyusun strategi untuk mengubah perilaku ini.

4. Kamu curiga mengalami gangguan makan (eating disorder)

Gangguan makan (eating disorder) adalah serangkaian kondisi psikologis yang menyebabkan berkembangnya kebiasaan makan yang tidak sehat. Tidak hanya yang jelas-jelas tampak seperti bulimia atau anoreksinya, gangguan makan juga mencakup hal-hal yang lebih subtil. Semisal, terlalu terfokus pada berat dan bentuk tubuh, terobsesi pada pikiran tentang makan atau makanan, merasa hilang kendali ketika melihat banyaknya makanan, atau perasaan bersalah ketika makan. Tidak hanya buruk untuk tubuh, ini juga mengganggu kesehatan mentalmu.

5. Kamu merasa sudah melakukan pola hidup sehat, tetapi berat badanmu tidak ideal

Kamu merasa buntu. Sepertinya semua saran pakar kesehatan atau ahli gizi sudah diikuti, dari mengonsumsi serat sampai olahraga teratur, tetapi berat badan tetap tidak ideal. Entah kamu merasa terlalu gemuk ataupun kurus. Bisa juga dengan pola hidup yang tampaknya sudah sehat semacam itu, kamu masih sering merasa kelelahan. Hal-hal seperti itu bisa membuat frustrasi.

Kadang-kadang kita kurang mengenal kebutuhan tubuh sendiri. Mungkin ada kebiasaan makan atau berolahraga yang justru kontraproduktif dengan tujuanmu.

6. Kamu baru saja melakukan perubahan gaya hidup signifikan atau ada diagnosis baru terkait tubuh

Berganti rutinitas karena tuntutan pekerjaan? Didiagnosis alergi gluten? Pada situasi-situasi seperti ini, barangkali kita butuh berkonsultasi dengan pakar untuk mendapatkan masukan tentang gaya hidup dan pola makan yang sebaiknya diikuti.

7. Ingin cari tahu tentang gaya hidup yang lebih sehat

Mungkin kamu mengonsumsi cukup serat dan cukup rutin berolahraga. Namun, kamu sulit menahan diri ketika berhadapan dengan kudapan manis atau asin, sementara kamu ingin menerapkan gaya hidup yang lebih sehat. Kamu juga bisa berkonsultasi dengan ahli gizi. Setelah itu, mulailah gaya hidup sehat yang lebih konsisten.

 

Baca juga:

Nutrisi yang Perlu Dikonsumsi Sebelum dan Setelah Olahraga

Kenali 6 Jenis Nutrisi Penting untuk Lansia

Inilah Sejarah Hari Gizi Nasional, Dimulai dari Awal Kemerdekaan

 

Infografik gizi