“Ingin lihat Bali 10 tahun yang lalu? Silakan datang ke Lombok.” Begitu ujar seorang teman ketika menyarankan destinasi liburan. Ternyata, saran tersebut tidaklah mengecewakan.

Lombok memang memiliki segalanya, mulai dari pantai, gunung, sawah, hingga pesona budaya. Jika ingin mencari suasana yang romantis, berikut ini adalah dua wisata pantai yang menarik di Lombok.

Pantai Senggigi

Banyak orang menyamakan Pantai Senggigi dengan Pattaya di Thailand. Tak sedikit juga orang yang menganggap Senggigi serupa dengan Pantai Kuta di Bali. Berlokasi 10 kilometer dari Mataram, Senggigi adalah salah satu tempat wisata terkenal di Lombok. Bahkan, bisa dikatakan pantai ini adalah ikonnya wisata Lombok.

Pantai ini memiliki pasir putih yang bersih, ombak yang cocok untuk berselancar, dan tentunya pemandangan bawah laut yang luar bisa indah. Bagi yang ingin bermalam, tersedia belasan hotel berbintang hampir di setiap penjuru. Ada juga toko-toko, seperti toko buku dan toko seni yang menjajakan aneka kerajinan tangan mulai dari topeng, patung, hingga lukisan.

Setiap sore menjelang matahari terbenam, pantai ini menyajikan pemandangan yang sangat indah. Berlatar pantai bersih, angin semilir, dan ombak yang tenang, pantai ini memang cocok bagi Anda yang romantis.

Jika ingin melihat budaya yang cukup unik, Anda cukup berjalan sekitar setengah jam menuju Batu Bolong. Tempat ini menyajikan pura yang dibangun di atas karang yang terletak di tepi pantai.

Menurut legenda setempat, di tempat ini dulu sering diadakan pengorbanan seorang perawan untuk diumpankan kepada ikan hiu. Legenda lain mengatakan dulu banyak wanita yang menerjunkan diri dari tempat ini ke laut karena patah hati.

Pantai Kuta

Pantai Kuta, Lombok adalah pantai dengan pasir berwarna putih yang terletak di Desa Kuta. Desa Kuta mulai menjadi tempat tujuan wisata yang menarik di Indonesia sejak didirikannya banyak hotel baru.

Setahun sekali tempat ini didatangi banyak wisatawan yang menyaksikan Festival Bau Nyale. Ada beberapa cerita mengenai asal-usul tradisi ini. Salah satunya menyebutkan bahwa festival ini diadakan untuk menghormati pengorbanan seorang putri yang rela “ditelan” laut guna menghindari sebuah perang saudara.

Atas kehendak Tuhan, sang putri berubah menjadi Nyale, sejenis cacing laut. Nah, hewan ini biasanya muncul ke pantai sekitar bulan Februari hingga Maret. Oleh sebab itu, Festival Bau Nyale diadakan pada kisaran bulan tersebut. [INO]