Puasa ternyata memberikan banyak keuntungan ditinjau dari sisi ilmiah maupun medis. Berikut ini beberapa manfaat kesehatan yang bisa didapat ketika menjalankan puasa di bulan Ramadhan.
Pertama, menurunkan berat badan. Berkurangnya asupan energi pada saat berpuasa membuat tubuh harus mencari sumber energi lain yang tersimpan di dalam tubuh, yaitu glikogen (simpanan karbohidrat) dan triasilgliserol (simpanan lemak) yang diuraikan untuk menghasilkan energi. Secara tidak langsung, mekanisme ini akan mengurangi timbunan lemak dalam tubuh sehingga menurunkan berat badan.
Kedua, memperbaiki profil lemak tubuh. Menurut beberapa penelitian, ketika berpuasa sebulan penuh, kadar kolesterol darahnya membaik. Mereka yang menjalani puasa kadar lemak trigliserol turun sekitar 20 persen sementara kadar HDL kolesterol naik sebesar 25 persen. Dengan terjadinya mekanisme tersebut, puasa bisa menurunkan risiko terjadinya aterosklerosis sehingga menurunkan risiko terjadinya penyakit jantung dan penyumbatan pembuluh darah.
Ketiga, menjaga kadar gula dalam darah. Berpuasa juga berarti berkurangnya konsumsi kalori sehingga bisa mengurangi risiko penyakit diabetes. Pengurangan kalori ini mempengaruhi sirkulasi insulin dan mengontrol kadar gula darah. Sementara, sensitivitas insulin meningkat dan kadar gula darah pun terkontrol.
Keempat, meningkatkan kesehatan dan membantu penyembuhan penyakit. Selama berpuasa, sistem pencernaan tubuh beristirahat. Energi yang biasanya untuk menggiatkan sistem pencernaan dialihkan untuk metabolisme dan sistem kekebalan tubuh.
Beberapa penelitian medis menyebutkan, berpuasa juga dapat membantu tubuh menyembuhkan diri sendiri. Mulai dari penyakit seperti asma, diabetes, sakit mag (gastritis), kegemukan, alergi, artritis, hipertensi, gangguan pembuluh darah jantung (kardiovaskulas), dan lain-lain.
Kelima, detoksifikasi alami. Ketika berpuasa selama lebih kurang 14 jam, sel dan organ-organ tubuh yang berhubungan dengan saluran cerna beristirahat. Ketika itulah tubuh melakukan detoksifikasi atau membersihkan diri dari zat-zat beracun yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, maupun udara yang dihirup. Untuk sementara, tubuh pun “bersih” dari racun-racun. [*]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 13 Juli 2013