Beragam kejuaraan atau turnamen bergengsi bulu tangkis dihelat di berbagai negara dengan hadiah beragam. Berikut ini, lima kejuaraan bulu tangkis bergengsi tingkat dunia yang senantiasa ditunggu-tunggu atlet dan para pencinta bulu tangkis di dunia.
Piala Thomas
Berasal dari nama pebulu tangkis asal Inggris, Sir George Alan Thomas, kejuaraan bulu tangkis beregu putra yang pertama kali digelar di Inggris ini merupakan kejuaraan bulu tangkis beregu tertua di dunia. Sejak awal, yakni pada 1948–1949 hingga 1982, kejuaraan bergengsi ini digelar setiap 3 tahun sekali, tetapi setelah 1982 hingga saat ini dilaksanakan setiap 2 tahun sekali.
Pada Piala Thomas ke-4 yang digelar 1958 di Singapura, Indonesia berhasil meraih piala bergengsi tersebut dengan menundukkan juara bertahan Malaysia pada babak final. Selain itu, sejak 1958 hingga 2002, Indonesia mampu mendominasi perolehan Piala Thomas tersebut. Setelah itu, tim Merah putih hanya mampu meraih runner up (2010, 2016) serta semifinal (2004, 2006, 2008, 2014, dan 2018).
Piala Uber
Kejuaraan bulu tangkis beregu putri ini pertama kali digelar pada 1957 di Inggris. Piala Uber berasal dari nama pebulu tangkis asal Inggris HS Betty Uber. Sejak awal bergulir hingga 1984, piala ini diperebutkan setiap 3 tahun sekali, tetapi setelah itu digelar setiap 2 tahun sekali bersamaan dengan Piala Thomas.
Selama 27 kali Piala Uber diperebutkan (hingga 2018), Indonesia hanya mampu menjuarainya sebanyak 3 kali (1975, 1994, dan 1996). Susy Susanti merupakan salah satu Srikandi bulu tangkis Indonesia yang memiliki andil besar terhadap keberhasilan tim Indonesia meraih Piala Uber pada 1994 dan 1996.
Indonesia merupakan negara pertama yang berhasil “mengawinkan” Piala Thomas dan Uber karena berhasil meraihnya nyaris bersamaan (Piala Uber 1975 dan Piala Thomas 1976).
All England
Kejuaraan Inggris Terbuka ini merupakan kejuaraan bulu tangkis tertua dan bergengsi di dunia. Kejuaraan yang pertama kali digelar pada 1899 ini awalnya dikenal dengan The Open English Championships. Kejuaraan tahunan ini terdiri dari 5 kategori, yakni tunggal putra (mulai 1900), tunggal putri (mulai 1900), ganda putra, ganda putri, dan ganda campuran.
Kejuaraan ini merupakan salah satu turnamen BWF World Tour Super 1000 yang menjadi ajang yang ditunggu-tunggu pencinta tepok bulu di dunia. Tan Joe Hoek merupakan pebulu tangkis Indonesia pertama yang menjuarai All England di sektor tunggal putra (1959). Tak kalah menarik, Rudy Hartono merupakan pebulu tangkis Merah Putih, sekaligus satu-satunya pebulu tangkis di dunia yang berhasil meraih juara All England sebanyak 8 kali (1968, 1969, 1970, 1971, 1972, 1973, 1974, dan 1976).
Piala Sudirman
Kejuaraan bulu tangkis internasional ini berasal dari Indonesia. Nama piala ini diambil dari nama Bapak Bulu Tangkis Indonesia, Dick Sudirman. Uniknya, ajang beregu campuran ini tidak memperebutkan hadiah uang, tetapi hasilnya memengaruhi peringkat pada daftar BWF.
Kejuaraan yang mulai digelar pada 1989 di Jakarta ini dilaksanakan setiap 2 tahun sekali dan dilangsungkan di tempat yang berbeda-beda. Ironisnya, hingga kini Indonesia hanya mampu meraih juara selama satu kali, yakni pada ajang perdana di Gelora Bung Karno, Jakarta. Pada 2019, di China, Indonesia harus terhenti pada babak semifinal.
Indonesia Terbuka
Sempat berganti nama menjadi Indonesia Super Series hingga 2017, turnamen yang pertama kali digelar pada 1982 ini kembali mengalami penyesuaian nama mengiringi BWF World Tour Super 1000.
Kejuaraan bulu tangkis tahunan ini tak kalah prestisius dibandingkan All England. Atlet-atlet bulu tangkis dunia merasa bangga apabila dapat berlaga di ajang ini karena fanatisme pendukung Indonesia begitu kental. Tak hanya itu, total hadiah yang ditawarkan lebih besar dari pada All England. Pada 2019, total hadiah yang diperebutkan pada Blibli Indonesia Open 2019 berjumlah 1.250.000 dollar AS, sedangkan pada ajang All England 1.000.000 dollar AS.