Di balik kesibukan menyusun laporan dan menghadiri meeting, ada “drama kecil” yang diam-diam selalu hadir di kantor, yaitu berebut barang-barang yang kelihatannya sepele, tapi keberadaannya sangat krusial. Dari sendok sampai colokan, berikut lima benda kantor yang sering jadi rebutan dan bikin interaksi antarkaryawan makin seru (kadang absurd juga, sih).

Sendok, Si Kecil yang Selalu Menghilang

Entah kenapa, jumlah sendok baik sendok makan maupun sendok teh di pantry kantor terasa ajaib. Kadang tersedia cukup banyak di hari Senin, lalu menghilang di hari Selasa sampai Sabtu. Drama rebutan sendok adalah rutinitas klasik. Ada yang rela ngaduk kopi pakai sumpit, ada yang menyelundupkan sendok dari rumah dan menjaganya seperti harta karun. Bahkan, di beberapa kantor, sendok diikat ke meja dispenser demi mencegah “penghilangan” massal.

Stop Kontak atau Colokan “Eksistensi”

Tak ada yang lebih krusial saat baterai laptop atau ponsel tinggal 5 persen dan semua stop kontak sudah penuh. Maka, stop kontak yang menjadi “penanda eksistensi” karyawan di kantor jadi rebutan kelas kakap. Yang duduk dekat colokan biasanya merasa punya “privilege,” sementara yang lain siap-siap melobi atau mengeluarkan jurus “numpang bentar ya.” Kalau sudah begini, satu colokan bisa jadi pusat kehidupan bagi tiga gadget sekaligus.

Piring, Stok yang Tak Pernah Cukup

Persaingan sengit juga acap terjadi saat berebut piring. Coba cek dapur kantor saat jam makan siang, dan kamu akan mengerti pentingnya piring bersih. Biasanya, piring di kantor jumlahnya terbatas, dan kalau semua orang makan bareng, pasti ada yang kebagian pakai mangkuk sup untuk makan nasi. Beberapa karyawan kreatif bahkan bawa piring sendiri dan menyimpannya di meja kerja demi menghindari risiko makan dari tatakan microwave.

Cangkir, Benda Personal yang Sering Tertukar

Cangkir kopi di kantor punya status unik, antara properti umum dan barang pribadi. Walau kelihatannya semua cangkir serupa, masing-masing punya pemilik tak resmi. Masalahnya, kadang cangkir itu “terpakai tanpa izin,” dan akhirnya muncul post-it bertuliskan “punya Stella” atau “milik Raka”. Tapi ada juga “udah dicuci, tapi tetep jangan ambil”. Cangkir bisa jadi identitas karyawan, dan juga sumber salah paham kalau sampai tertukar.

Stok Camilan Gratis

Saat camilan kantor datang, suasananya seperti konser tiket gratis: siapa cepat, dia dapat. Biskuit, kopi sachet, atau mi instan bisa ludes dalam sekejap. Ada yang langsung menyimpan dua bungkus di laci untuk jaga-jaga, ada juga yang sengaja mengatur alarm di ponsel tiap kali jam “refreshment” tiba.

Sendok, piring, cangkir, hingga colokan mungkin tampak remeh, tapi justru menyimpan banyak cerita. Perkakas ini menjadi simbol interaksi sehari-hari, penuh tawa, saling pinjam, kadang juga saling curiga. Tapi di situlah serunya karena di balik kesibukan profesional, kantor tetaplah tempat yang dihuni oleh manusia dengan kebiasaan uniknya masing-masing.

Baca juga: Politik Kantor Tak Selamanya Negatif