Bayangkan satu hari tanpa listrik. Betapa banyak hal yang akan absen dari keseharian. Pekerjaan terhenti, cucian menumpuk, proses memasak terganggu, ruangan gelap, udara panas. Kita telah sangat bergantung pada energi listrik.
Pada 1980-an, rumah tangga menggunakan listrik untuk menyalakan televisi, menyalakan radio atau tape, setrika, kulkas satu pintu, lampu, kipas angin, dan pengering rambut. Dua dekade kemudian, penggunaan listrik meluas untuk DVD player, komputer, printer, pemindai, telepon seluler, pendingin ruangan, mesin cuci, kamera digital, rice cooker, microwave, dan sebagainya. Hadirnya peranti elektronik dan digital terus menyedot energi listrik.
Faktanya, energi listrik tidak sebersih yang kita kira. Listrik sebagian besar dihasilkan dari pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar minyak dan batubara. Sumber energi ini menghasilkan karbon dioksida dan gas rumah kaca lain. Selain menimbulkan polusi, ketersediaan bahan bakar menipis. Semua hal itu menyodorkan bagi kita alasan kuat untuk menghemat listrik.
Menggunakan dengan bijak beberapa perangkat elektronik di rumah dapat berdampak besar bagi penghematan energi listrik. Untuk kulkas, misalnya, pilihlah kulkas sesuai kebutuhan. Makin besar ukurannya, makin besar konsumsi energinya. Isi kulkas secukupnya agar pendinginan tetap efektif. Jangan sering buka-tutup pintu kulkas agar tak boros listrik. Hindari juga memasukkan benda panas ke dalam kulkas karena membuatnya bekerja lebih berat.
Begitu pula dengan AC, pilihlah yang sesuai dengan kapasitas ruangan. Biasanya, ruangan dengan luas 10–14 meter persegi memerlukan ukuran 0,5 PK dengan daya 400–600 watt. Ruangan lebih luas, misalnya 14–18 meter persegi, membutuhkan 1 PK dengan daya 600–900 watt. Matikan AC jika tidak diperlukan. AC dengan daya listrik 600 watt yang menyala selama satu jam setiap harinya saja menghasilkan emisi sebesar 160 kilogram karbon dioksida per tahun. Atur suhu AC sesuai kebutuhan, sebaiknya tidak lebih dari 25 derajat celsius. Menaikkan AC 1 derajat celsius dapat menghemat listrik 3–5 persen.
Untuk layar TV maupun komputer, sebaiknya pilih jenis LCD atau LED dibandingkan monitor tabung. LCD atau LED lebih hemat energi. Monitor LCD 17 inci, semisal, mengonsumsi listrik 40 watt. Sementara itu, monitor tabung dengan ukuran yang sama memerlukan 90 watt. Jangan lupa untuk mencabut semua kabel peralatan elektronik jika sudah selesai digunakan. Penghematan energi berbanding lurus dengan terawatnya kesinambungan kehidupan. [*/NOV/ACH]