Minggu pagi, Rubi diajak Ayah pergi ke Pulau Komodo yang masuk dalam kawasan Taman Wisata Komodo di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Untuk menuju ke Pulau Komodo, ayah dan Rubi memilih jalur laut dengan mengendarai speed boat atau perahu mesin.
“Ayah, kenapa pulau itu dinamakan dengan Pulau Komodo? Apa karena pulau itu jadi tempat tinggal komodo?” Rubi memastikan.
“Benar, Nak. Pulau Komodo merupakan habitat dari salah satu hewan prasejarah, yakni komodo. Jumlah komodo yang hidup pada saat ini mencapai 2.500 ekor.”
“Wah, banyak sekali jumlah komodonya, Yah? Rubi jadi tidak sabar ingin melihat komodo secara langsung,” ucap Rubi antusias.
Sesampainya di Pulau Komodo, di Taman Wisata Komodo, Rubi bersama ayahnya dan wisatawan lainnya dipandu oleh bapak pemandu wisata.
Rubi lalu melihat beberapa ekor komodo yang berada di pinggir pantai ataupun di pinggir jalan. Di kawasan ini, para wisatawan memang bisa melihat langsung kehidupan komodo tanpa halangan kandang. Karena di sini memang rumah sesungguhnya satwa komodo.
Bapak pemandu wisata kemudian mengajak Rubi, ayah, dan wisatawan lainnya untuk melihat sarang komodo betina yang sedang bertelur. Dalam perjalanan, mereka juga bertemu dengan seekor komodo jantan yang sedang merebahkan badan untuk menjaga kehangatan suhu tubuh. Karena penasaran, Rubi mendekati seekor komodo dewasa yang sedang tertidur.
“Ayah,” teriak Rubi, lalu berlari dan memeluk Ayah erat. Rubi terkejut karena komodo dewasa yang terlihat tidur tiba-tiba terbangun.
“Ayah tadi kan sudah bilang jangan jauh-jauh dari Ayah,” Ayah mengingatkan Rubi.
“Iya, Yah, maafin Rubi karena tidak mendengarkan nasihat Ayah,” sesal Rubi.
Bapak pemandu wisata yang melihat hal tersebut langsung mendatangi ayah dan Rubi,
“Komodo dapat berubah menjadi buas jika merasa terganggu,” kata bapak pemandu wisata. “Karena itu, jaga jarak dengan komodo. Jadi, jangan memisahkan diri dari rombongan dan jangan keluar dari jalur yang sudah ditentukan, ya? Juga jangan coba-coba mengganggu komodo, atau membuat gerakan yang membuat komodo curiga karena dia bisa mengejar buruannya,” pesan pemandu wisata.
Rubi mengangguk mengerti dan menyesali perbuatannya. Ia kini sadar, di dalam berwisata, tidak boleh bersikap seenak sendiri, tetapi harus mematuhi rambu-rambu yang ada.
Setelah tenang, Rubi bersama ayahnya melanjutkan perjalanan mengelilingi Pulau Komodo dengan rombongan wisatawan lainnya. Tak lupa, ia mengabadikan momen melalui bidikan kameranya.
Rubi sangat senang bisa berwisata ke Pulau Komodo yang indah dan unik dengan keberadaan satwa komodonya. Di tempat ini, Rubi juga mendapat pelajaran berharga tentang bagaimana berperilaku yang seharusnya di tempat wisata.
Dalam hati, Rubi merasa bangga dengan Pulau Komodo. Pulau yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO, kebanggaan bangsa Indonesia.*
Penulis: Yeni Endah
Pendongeng: Paman Gery (ig: paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita