Menurut penelitian Financial Cyber Threats 2013 yang dilakukan Kaspersky Lab, para penjahat siber terus meningkatkan usaha mereka mencuri akses ke akun online pengguna. Tahun lalu, jumlah serangan siber yang melibatkan malware keuangan naik menjadi 28,4 juta serangan, meningkat 27,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Program-program yang didesain untuk mencuri informasi keuangan, meliputi trojan, keylogger, dan dua kelas malware yang relatif baru. Satu untuk mencuri Bitcoin dan satu lagi malware yang mengunduh software untuk menghasilkan crypto-currency (alat pertukaran digital atau mata uang digital).

Gabungan aktivitas program-program yang menyasar Bitcoin menjadi salah satu pendorong utama di balik naiknya serangan siber keuangan pada 2013. Faktor lain adalah ditemukannya sejumlah kerentanan berbahaya yang digunakan penjahat siber untuk melakukan serangan melalui platform Java.

Trojan perbankan yang mencakup program-program Zbot, Carberp, dan SpyEye, menyumbang dua per tiga bagian dari seluruh malware keuangan. Namun, jumlah malware seperti ini menurun karena meningkatnya aktivitas program berbahaya yang mengincar Bitcoin. Jumlah keylogger, yaitu program berbahaya yang mengintersepsi ketikan di keyboard, juga terlihat menurun karena para penjahat siber mulai beralih dari program khusus ini ke trojan yang memiliki berbagai fungsi.

Jumlah kejahatan siber keuangan paling besar terjadi di Afghanistan, Bolivia, Kamerun, Mongolia, Myanmar, Peru, Turki, dan Etiopia. Ancaman seperti ini mencapai 12 persen dari seluruh insiden malware.

“Tahun lalu terlihat adanya kenaikan signifikan dalam jumlah ancaman siber keuangan di mana malware yang didesain untuk mencuri uang menjadi bagian terbanyak. Semakin populernya Trojan perbankan dan program lain yang menyasar data keuangan terjadi karena para penjahat siber bisa menggunakan program-program tersebut untuk mendapatkan uang dengan cepat. Situasi sekarang ini memaksa kita dan perusahaan keuangan untuk mengambil langkah aktif menghadapi ancaman online, sedangkan vendor software keamanan harus mengembangkan solusi perlindungan baru,” pungkas Senior Security Researcher Kaspersky Lab Sergey Lozhkin. [INO]

foto: shutterstock