“Phising tetap menjadi ancaman umum dalam lanskap digital saat ini, terus berkembang untuk menipu pengguna yang tidak curiga. Kewaspadaan dan skeptisisme merupakan pertahanan terkuat agar kita tidak menjadi korban skema berbahaya ini. Tetap waspada, verifikasi sebelum mengklik, dan lindungi identitas digital Anda,” ungkap Olga Svistunova, pakar keamanan di Kaspersky.
Tahun 2023 telah menandai peningkatan signifikan dalam upaya serangan phising dan penipuan daring, dengan lebih dari 709 juta serangan yang berhasil dicegah oleh sistem anti-phising Kaspersky. Angka ini mencerminkan peningkatan sebesar 40 persen dibandingkan 2022, menyoroti eskalasi ancaman yang terus berlanjut di ranah digital.
Perusahaan keamanan siber global tersebut juga mengungkap, aplikasi perpesanan, platform kecerdasan buatan, layanan media sosial, dan pertukaran aset kripto menjadi jalur yang paling sering dieksploitasi oleh penipu.
Analisis Kaspersky juga kembali menjelaskan bahwa tren serangan phising terus meningkat sepanjang tahun. Lonjakan aktivitas phising terjadi terutama pada bulan Mei dan Juni. Hal ini mungkin terkait dengan musim liburan sehingga penipu mengincar pengguna dengan penawaran palsu terkait perjalanan.
Disebutkan pula bahwa salah satu tren yang menonjol adalah penggunaan teknologi yang menampilkan obrolan GPT (Generative Pre-trained Transformer) yang terintegrasi secara luas. Meski memberikan peluang baru bagi penipu untuk mengeksploitasi, penyerang juga tetap menggunakan taktik lamanya.
Selain itu, terjadi lonjakan serangan melalui platform perpesanan, Telegram, menjadi salah satu target utama. Solusi anti-phising Kaspersky berhasil menggagalkan lebih dari 62 ribu upaya tautan phising dan penipuan di Telegram.
Seperti tahun sebelumnya, sebagian besar upaya pengalihan messenger melalui tautan phising dan penipuan berhasil diblokir pada perangkat milik pengguna di Rusia. Brazil mempertahankan posisi kedua, menggandakan jumlah serangan phising yang diblokir, diikuti Turki, India, Jerman, dan Italia, yang aktivitas phising berbasis Telegram juga meningkat.
Sementara itu, pengguna dari Meksiko menempati posisi ketujuh, menggeser Arab Saudi dari tujuh besar.