Kehadiran ekosistem Web3 dan skena NFT bisa membantu seorang kreator untuk memperkaya dan memperluas portfolionya.
Salah satu skena yang cukup berkembang dengan adanya NFT adalah seni rupa dan seni grafis. Teknologi smart contract memungkinkan seorang kreator, termasuk seniman, untuk mempunyai kontrol penuh atas kreasinya. Sementara, platform internet dan konektivitas memungkinkannya untuk lebih mudah ditemukan apresiator atau peminatnya.
Diela Maharanie, seniman visual asal Jakarta, pernah merasakan jalan panjang titian karier sebagai ilustrator profesional. Berbagai platform yang disediakan teknologi internet pernah dicobanya untuk memperkenalkan karya-karyanya.
“Dari era galeri online seperti Deviantart, hingga media sosial berbasis visual seperti Instagram menjadi etalase karya,” kata Diela yang belajar seni secara otodidak sejak kecil.
Diela melanjutkan pendidikan formal yang tidak berhubungan dengan seni. Ia baru mulai kembali mengolah ilustrasi ketika terpapar skena visual grafis di internet di 2005. Dua tahun kemudian, Diela memutuskan untuk keluar dari pekerjaanya sebagai akuntan untuk menjadi ilustrator profesional.
Karya-karya ilustrator 39 tahun yang dihiasi warna-warna cerah, penggunaan pola tertentu serta karakter perempuan di dalamnya menjadikan portfolionya mudah dikenali dan mempunyai identitas yang kuat. Berbagai jenama dan ruang pameran pernah dihiasi warna-warni karya Diela.
“Meski karya saya selalu mengalami perubahan, tetapi ciri khas seperti warna, pola, dan geometrinya selalu menjadi preferensi,” jelasnya.
Karya Diela pernah menghiasi ruang-ruang pamer di penjuru dunia. Pada 2010 silam, ilustrasinya pernah menghiasi SXSW di Austin, Texas. Kolaborasinya bersama Adidas juga pernah menjadi pusat perhatian dalam bentuk giant statue. Pengguna Instagram barangkali kerap menggunakan karya Diela ketika gambar hati-nya menjadi salah satu fitur yang mengawali tren penggunaan stiker di platform media sosial tersebut.
Ketika skena seni visual semakin terbuka dengan adanya NFT dan teknologi rantai blok, Diela berkesempatan untuk membuat karyanya juga hadir di ekosistem Web3. Portofolionya sejak tahun 2007 bisa kembali diakses dan dikoleksi oleh publik ketika di-minting dalam rantai blok.
“Aspek kepemilikan karya seni digital menjadi hal yang menarik dari skena NFT,” kata Diela yang mulai mempublikasikan karyanya di Web3 sejak tahun 2021. “Ini menjadi konsep yang penting diketahui, terutama kreator digital.”
Teknologi kini memungkinkan seorang kreator untuk bisa langsung menawarkan karyanya kepada apresiator. Hal ini membuka kemungkinan kreator untuk langsung membuat inisiatif atas penggunaan hasil karyanya. Seperti yang dilakukan Diela ketika ia berinisiatif menggunakan hasil adopsi karyanya sebagai saluran donasi untuk korban gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat.
Keberpihakan teknologi pada kreator ini, menurutnya, bisa membuat seniman atau kreator kemudian lebih fokus untuk eksplorasi dan bereksperimen dalam skena NFT.
“Yang terpenting adalah bagaimana caranya bisa terus berkarya dan berkomunitas,” tutur Diela yang turut membantu membentuk komunitas Metarupa.
Nama:
Diela Maharanie
Tempatl Lahir:
Jakarta
Pendidikan:
S1 Akuntansi, UIN Jakarta
Tautan Portfolio:
lynkfire.com/dielamaharanie