Siti Nurbaya menyampaikan, Kalpataru memberikan dampak, seperti memotivasi dan mendorong kepeloporan penerima dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup dan kehutanan. Penghargaan ini juga dapat meningkatkan peran masyarakat dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan serta mengangkat berbagai hasil karya yang terbukti efektif.
”Kalpataru diberikan sebagai tanda untuk menghargai upaya, jasa, dan bakti pada lingkungan sekaligus merupakan amanah bagi penerimanya dalam menjaga dan meningkatkan kepeloporan serta upaya perlindungan lingkungan,” katanya.
Plt Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan KLHK Bambang Supriyanto mengatakan, penilaian untuk penghargaan Kalpataru tahun ini dilakukan melalui proses yang panjang dari 189 usulan. “Salah satunya yang berhasil masuk nominasi penghargaan Kalpataru kategori Pembina Lingkungan dari 40 individu yang bersaing, yaitu Febri Sugana.”
Febri Sugana adalah warga Jorong Siguhung, Lubuk Basung, Kabupaten Agam. Ini menjadi kali kedua Febri terpilih sebagai nominator di kategori yang sama. Ia berhasil menjadi satu-satunya perwakilan Sumatera Barat yang lulus hingga menjadi nominator. Febri merupakan salah seorang pembudi daya ikan kolam air deras selama 16 tahun yang mendapat pembinaan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Agam.
Febri hadir pada acara penghargaan Kalpataru didampingi Bupati Agam Andri Warman. Menurut Andri, yang masuk nominasi di dalam Kalpataru merupakan tokoh penting dan tidak sembarang orang atau kelompok. “Dijelaskan oleh Ibu Menteri bahwa proses pemilihan ini sudah dilakukan secara ketat yang dimulai dari seleksi usulan dan rekomendasi tingkat daerah, verifikasi, dan validasi teknis ataupun lapangan, hingga disidangkan oleh dewan pertimbangan penghargaan Kalpataru,” jelasnya.
Situs web https://www.agamkab.go.id/