Hari sudah sore, seperti biasa, Ella, anak berumur 8 tahun, selalu membantu ibunya untuk mengangkat kain yang sudah kering dari jemuran. Itu sudah menjadi tugasnya setiap hari.

Saat Ella mengamati kain-kain yang sedang diangkatnya, ia sedikit bingung karena kali ini ada kain-kain yang berbeda dari biasanya. Terdapat kain-kain berbentuk persegi panjang dengan warna sedikit gelap dan dihiasi oleh ragam tenunan dari benang emas atau perak. Ella tak pernah melihat kain seperti itu sebelumnya. Setelah memastikan jemuran sudah kosong, Ella kembali masuk ke rumah dengan membawa setumpuk kain.

Pada malam harinya, Ella melihat ibu sedang sibuk melipat kain di ruang tamu. Kain-kain  itu diletakkan di meja panjang, sedangkan ibu duduk di sofa. Ketika Ella menghampiri, ternyata ibu sedang melipat kain-kain yang tadi sore Ella merasa heran melihatnya. Karena penasaran, Ella bertanya kepada ibu tentang kain-kain itu.

“Ibu sedang melipat kain apa?” tanya Ella. Ia duduk di sofa samping ibu.

Ibu tersenyum, lalu mengambil salah satu kain dan membentangkannya di bagian meja yang kosong sehingga Ella dapat melihat dengan jelas kain tersebut. “Ini namanya kain ulos Ella, khas dari daerah kita Sumatera Utara (Sumut),” jelas Ibu.

“Khas dari daerah kita, berarti ini termasuk pakaian adat ya, Bu?” tanya Ella.

“Iya, kamu benar, Ella. Ini pakaian adat dari Suku Batak,” jawab ibu.

Emang apa bedanya, Bu, dengan kain biasa?” Ella bertanya penasaran.

“Kain ulos ini memiliki ciri khas warna yang cenderung gelap, kainnya juga agak kasar, dan motif yang paling banyak digunakan adalah pola garis-garis. Coba kamu lihat! Kain ulos ini menggunakan pola garis-garis, kan?” kata ibu sambil menunjukkan pola garis-garis pada kain yang terbentang di meja.

Ella mengangguk setuju. Tidak hanya kain ulos yang satu itu, Ella juga melihat kain-kain ulos lainnya banyak menggunakan pola garis-garis.

“Wah, keren Bu. Ella boleh coba pakai tidak?” Ella sangat berharap ibu akan mengizinkannya.

“Boleh dong, sini ibu pasangkan.” Ella tersenyum senang mendengar jawaban dari ibu. Segera ia berdiri tepat di samping ibu.

“Nah, cara pasangnya mudah Ella. Pertama, kain dilipat terlebih dulu sampai berbentuk kain persegi panjang, lalu jika sudah rapi kain dipasangkan di atas bahu, sudah selesai.”

“Wah, bagus ya, Bu. Ella mau dong memakai ini pada acara Hari Kartini tahun depan,” kata Ella.

“Boleh banget, Ella. Ibu senang sekali kalau kamu bisa melestarikan salah satu budaya yang ada di Indonesia. Nanti ibu akan carikan kain ulos yang ukurannya agak kecil untuk kamu,” tanggap ibunya.

“Wah, terima kasih banyak, Bu,” jawab Ella senang. *

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur

Penulis: Lirin Verawati Gultom
Ilustrasi: Regina Primalita
Penutur: Paman Gery (@paman_gery)