Dalam dua tahun belakangan, istilah financial independence, retire early (FIRE) sangat keras digaungkan oleh perencana dan konsultan keuangan. Namun, tahukah kamu kalau ternyata hal tersebut mendapatkan perlawanan dari anak muda, terutama Gen Z?

Sebelumnya, kamu pasti pernah terpapar konten keuangan atau setidaknya mendengar bahwa betapa enaknya pensiun lebih cepat, tanpa perlu menunggu tua. Maka itu, kamu harus bekerja lebih keras dan cerdas untuk bisa mengumpulkan uang lebih besar.

Namun, sebagian Gen Z, terutama di Amerika Serikat menolak hal tersebut. Sejak 2023, sempat muncul tagar #softsaving di berbagai media sosial untuk menyuarakan hal tersebut.

Soft saving menjadi sebuah tren baru dalam manajemen keuangan di kalangan anak muda. Tren ini marak sejak tahun lalu dan mulai merambah ke Indonesia.

Apa itu soft saving?

Soft saving merupakan sebuah pendekatan yang lebih santai terhadap pengelolaan keuangan. Jadi, seseorang tidak menaruh lagi fokus untuk mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya untuk mencapai FIRE, melainkan mereka lebih fokus pada pengalaman dan kesejahteraan pribadi.

Sebuah riset bertajuk Prosperity Index Study dari Intuit menyebutkan, Gen Z merupakan generasi yang terbanyak melakukan ini.

Riset ini menyebut 3 dari 4 orang Gen Z memilih kualitas hidup yang lebih baik ketimbang punya uang banyak di bank. Sementara itu 2 dari 3 orang Gen Z mengatakan, mereka tertarik dengan keuangan sebagai cara mendukung hal lain yang menjadi ketertarikannya dalam hidup.

Dalam riset ini juga mengatakan bahwa kesejahteraan menurut Gen Z adalah keseimbangan pekerjaan dan hidup menjadi yang utama, diikuti oleh kemampuan untuk mengerjakan hobi atau passion, dan kemampuan untuk memberikan atau memberi sumbangan.

Bagaimana soft saving dilakukan?

Jadi, para Gen Z ini akan melibatkan pengalokasian dana yang lebih sedikit untuk menabung untuk masa depan. Mereka lebih memilih untuk membiayai kebutuhan dan pengalaman saat ini daripada menumpuk tabungan untuk pensiun yang masih lama.

Walaupun demikian, mereka tetap menabung untuk pensiun. Biasanya mereka tetap menyisihkan uang secara teratur, membuat anggaran, dan menetapkan tujuan spesifik untuk tabungan. Hanya saja, jumlah untuk pensiun lebih kecil.

Mereka lebih memilih untuk menekuni hobi, liburan, dan menikmati hidup daripada bekerja keras memenuhi target penjualan, bersaing untuk promosi, atau memotong anggaran untuk kesenangan.

Berdasarkan data dari Biro Analisis Ekonomi AS, kebiasaan menabung masyarakat Amerika Serikat mulai menurun pada 2023. Mengutip dari CNBC, wakil presiden dari Fidelity Investments Ryan Viktorin menyebut, selesainya pandemi Covid-19 menjadi pendorong utama soft saving menjadi tren. Dia mengatakan bahwa Gen Z ingin mengganti waktunya yang hilang akibat pandemi.

Hal ini juga berimbas pada cara mereka berinvestasi. Gen Z cenderung lebih fleksibel dalam berinvestasi. Mereka tidak silau mengejar keuntungan, tetapi memilih untuk hidup sesuai dengan gaya hidup saat ini. Investasi mereka juga mencakup pendidikan, yakni kerelaan untuk membayar untuk mengembangkan keahlian dan kerelaan untuk kesejahteraan mental.

Soft saving dan perencanaan pensiun

Walaupun demikian bukan berarti hal tersebut tidak bisa digabungkan. Ada beberapa tips yang mungkin bisa kamu lakukan.

1. Tetapkan tujuan keuangan

Kendati fokusnya adalah untuk peningkatan kualitas hidup, tetap wajib diingat bahwa pensiun yang nyaman juga bagian dari kualitas hidup. Kamu tetap harus mengalokasikan dana untuk pensiun nanti dengan lebih cerdas. Misalnya, menempatkan uang di instrumen yang lebih kecil risikonya dan lakukan secara konsisten.

2. Prioritaskan pengeluaran penting

Alokasi pengeluaran menjadi kunci. Untuk itu, susunlah prioritas pengeluaran agar bisa mengalokasikannya untuk mengejar hobi atau minat yang ingin dilakukan. Sebagian besar Gen Z lebih mementingkan nilai daripada nilai akan kemewahan, hal ini terlihat pada tren thrifting yang naik setelah pandemi.

3. Beli waktumu

Teknologi sudah seharusnya menjadi cara untuk memberikan waktu lebih bagi kamu. Manfaatkan hal tersebut untuk membeli waktu. Gunakan teknologi sekarang untuk bekerja lebih cerdas sehingga banyak waktu tersisa untuk melakukan banyak hal. Begitu juga dalam hal menabung. Manfaatkan banyak aplikasi investasi untuk membantu perencanaan pensiunmu.

4. Pelajari tentang investasi

Kamu bisa belajar tentang investasi dari banyak aplikasi dan sumber berita serta media sosial. Dari situ kamu bisa memilih investasi yang mana untuk alokasi dana pensiun. Dengan instrumen yang tepat, kendati kamu “membayar” investasi dengan uang lebih kecil, masa pensiunmu tetap bisa diperhitungkan agar tetap menjadi nyaman.

5. Proteksi dan dana darurat adalah keharusan

Agar tetap bisa menjalankan hobi dan tidak mengganggu tabungan, tetap jaga dan miliki asuransi. Hal ini agar tabungan kamu tetap terjaga jika sewaktu-waktu jatuh sakit. Begitu juga kepemilikan dana darurat yang penting untuk mengantisipasi hal di luar kesehatan yang datang tiba-tiba.

Itulah beberapa cara memadukan soft saving dengan perencanaan pensiun. Jangan sampai kamu hidup nyaman hari ini, tetapi susah di masa tua.