Puasa Ramadhan adalah momen istimewa yang dirayakan umat Muslim di seluruh dunia. Meskipun esensinya sama, yaitu menahan lapar, haus, dan hawa nafsu dari terbit fajar hingga terbenam matahari, cara menjalani ibadah ini bisa berbeda di setiap negara.

Perbedaan tersebut dipengaruhi oleh budaya lokal, tradisi, hingga kondisi geografis masing-masing wilayah. Artikel ini mengajak kamu menjelajahi keunikan cara berpuasa di berbagai negara di dunia yang penuh warna.

Arab Saudi: Tradisi Penuh Nilai Religius

Sebagai tempat lahirnya Islam, Arab Saudi menjalani Ramadhan dengan suasana yang sangat religius. Seluruh kota berubah menjadi lebih tenang di siang hari, sementara malam hari dipenuhi aktivitas ibadah seperti tarawih dan tadarus Al Qur’an. Hidangan berbuka khas seperti kurma Ajwa dan sup lentil menjadi menu wajib di meja makan keluarga. Selain itu, banyak masjid yang menyediakan makanan gratis untuk berbuka puasa bagi para jamaah.

Turki: Meriahnya Suara Penabuh Drum Sahur

Di Turki, Ramadhan identik dengan tradisi unik bernama Davulcu. Pada dini hari, penabuh drum keliling desa atau kota untuk membangunkan warga agar bersiap sahur. Tradisi ini sudah berlangsung ratusan tahun dan tetap dilestarikan hingga kini. Saat berbuka, hidangan seperti pide (roti pipih), sup lentil merah, dan baklava menjadi pilihan populer.

Indonesia: Kekayaan Tradisi Lokal yang Beragam

Sebagai negara dengan mayoritas Muslim terbesar, Indonesia memiliki beragam tradisi Ramadhan. Salah satu yang terkenal adalah ngabuburit, aktivitas menunggu waktu berbuka dengan berbagai kegiatan, seperti berburu takjil atau berkumpul bersama teman. Di beberapa daerah, ada tradisi unik, seperti meugang di Aceh, saat warga memasak daging secara besar-besaran menjelang Ramadhan.

Mesir: Ramadhan Lantern atau Fanoos

Di Mesir, Ramadhan tidak lengkap tanpa lentera warna-warni yang disebut fanoos. Lentera ini digunakan untuk menghiasi rumah, jalan, dan masjid, menciptakan suasana yang hangat dan penuh kegembiraan. Selain itu, masyarakat Mesir menyambut Ramadhan dengan berbuka menggunakan hidangan khas seperti koshari dan sambousek. Tradisi berbagi makanan kepada yang membutuhkan juga menjadi bagian penting di negara ini.

Norwegia: Tantangan Puasa dengan Waktu Panjang

Bagi umat Muslim di Norwegia, Ramadhan bisa menjadi tantangan tersendiri karena durasi puasanya yang sangat panjang. Di musim panas, waktu siang hari bisa mencapai 20 jam, sehingga umat Muslim harus menahan lapar dan haus lebih lama dibandingkan negara lain. Hal ini membuat mereka harus beradaptasi dengan jadwal puasa yang lebih fleksibel, mengacu pada waktu Mekah atau jadwal lokal yang telah disepakati.

India: Hidangan Kaya Keberagaman Tradisi Puasa di Seluruh Dunia

Puasa merupakan praktik spiritual yang dilakukan oleh berbagai agama dan budaya di seluruh dunia. Meskipun memiliki tujuan yang sama, yaitu meningkatkan kedekatan dengan Tuhan dan menyucikan diri, cara melakukan puasa ternyata berbeda-beda di setiap negara.

Buka Puasa di Negara-negara Muslim

Meskipun memiliki kesamaan dalam hal waktu dan aturan puasa, setiap negara Muslim memiliki tradisi yang unik untuk berbuka puasa.

  • Indonesia. Berbuka puasa dengan penganan tradisional seperti kolak, lemper, dan gorengan. Masyarakat juga sering mengadakan acara bukber (buka bersama) di masjid atau rumah.
  • Maroko. Saat berbuka puasa, keluarga berkumpul untuk menikmati hidangan khas Maroko seperti harira (sup kacang dan daging) dan msemmen (roti lembut berlapis).
  • Turki. Tradisi Turki yang unik adalah menyantap makanan penutup yang disebut künefe, sejenis makanan manis terbuat dari keju dan semacam lapis-lapis phyllo.

Puasa tidak hanya dilakukan oleh umat Muslim, tetapi juga dijalankan oleh berbagai agama dan budaya di seluruh dunia. Cara melakukan puasa pun beragam, mulai dari waktu, aturan, hingga tradisi yang menyertainya. Dengan saling memahami dan menghargai perbedaan, kita dapat memperkaya pengalaman dan wawasan kita tentang keberagaman budaya dunia.

Baca juga: Waktu Puasa Terpanjang dan Terpendek Beberapa Negara di Dunia