Negara kita memiliki banyak tokoh yang memberi sumbangsih besar untuk mewujudkan kemerdekaan, termasuk para pejuang atas hak-hak dasar manusia. Meski mereka orang Indonesia, namanya juga diabadikan sebagai nama jalan oleh Pemerintah Belanda.

Itu menjadi penanda bahwa perjuangan yang dilakukan orang Indonesia banyak yang mendunia. Berikut ini, tokoh Indonesia yang namanya dicatat sebagai nama jalan di Belanda. Diolah dari beragam sumber.

RA Kartini

Nama RA Kartini dihapal luar kepala hampir oleh semua rakyat Indonesia. Kartini adalah pejuang persamaan hak-hak perempuan paling terkenal di Tanah Air. Pada zamannya, beliau mendobrak keyakinan lama bahwa perempuan hanya “untuk urusan dapur” dan tunduk pada kekuasaan kaum pria.

Kartini berani mengkritik ajaran kaum priayi dan ahli agama. Ia gemar bertukar pikiran melalui surat dengan sahabatnya di Belanda, khususnya tentang isu-isu perempuan. Jalan RA Kartini di Belanda terletak di kawasan Haarlem.

Bung Hatta

Wakil Presiden pertama RI, Mohammad Hatta, selalu disebut dalam setiap kisah perjuangan Indonesia melepaskan diri dari penjajahan Belanda. Bung Hatta menginisiasi sejumlah pergerakan untuk mendorong kemerdekaan Indonesia di Belanda sejak beliau belajar ilmu ekonomi di sana. Di Indonesia, Bung Hatta mendorong kemandirian ekonomi melalui gerakan koperasi. Namanya kini diabadikan sebagai Jalan Moh Hatta di Haarlem.

Irawan Sujono

Namanya mungkin tak cukup dikenal di Indonesia. Irawan Sujono menjadi salah satu aktivis perjuangan kemerdekaan Indonesia di Belanda. Saat itu, ia masih berstatus mahasiswa Indonesia. Namun, Irawan tak sempat menikmati alam kemerdekaan Tanah Air.

Pada 13 Januari 1945 di Leiden, secara sembunyi-sembunyi, Irawan mengangkut perlengkapan stensil untuk mencetak selebaran-selebaran ilegal. Naas, ia ditangkap pasukan SS Nazi Jerman. Saat itu, Belanda dalam penguasaan Jerman. Irawan berusaha melarikan diri, tapi peluru-peluru Nazi menghentikan langkahnya. Irawan tewas secara tragis. Namanya kini ada di salah satu jalan di Amsterdam.

Munir

Seperti Irawan, perjuangan Munir membela HAM juga berakhir tragis. Ia meninggal diracun dalam sebuah penerbangan maskapai pelat merah tujuan Belanda. Perjalanan Munir ke Belanda saat itu untuk kepentingan sekolah. Pemerintah Belanda mengabadikan namanya untuk sebuah jalan di Kota Den Haag. [*]