Sudah beberapa bulan ini, anak-anak bersekolah dari rumah. Bagi orangtua, hal ini menjadi tantangan tersendiri dan setiap orangtua punya tips mendampingi anak sekolah dari rumah.

Pola belajar anak berubah sama sekali. Mereka belajar secara daring, memperoleh dan mengumpulkan tugas-tugas lewat surat elektronik, atau mendapatkan paket kiriman dari sekolah untuk belajar mandiri.

Sebagai orangtua, mendampingi anak belajar dari rumah memang cukup menantang. Orangtua mesti membantu anak memahami materi-materi akademik. Interaksi anak dengan guru terhambat. Selain itu, mungkin ada banyak distraksi di rumah yang menyebabkan mereka sulit berfokus.

Kiat berikut ini barangkali bisa membantu Anda dalam mendampingi anak bersekolah dari rumah.

1. Menciptakan sudut belajar khusus untuk anak

Apakah anak sudah mendapatkan tempat khusus untuk belajar? Ini penting untuk menciptakan area yang nyaman dan tenang. Pastikan tempat itu bersih dari tumpukan atau serakan barang-barang lain.

Apabila anak tidak mempunyai meja belajar sendiri, Anda bisa mengubah tempat atau ruangan lain sebagai sudut belajar. Misalnya, meja makan. Namun, saat jam belajar anak, pastikan untuk menyingkirkan benda-benda yang bisa menjadi distraksi anak. Misalnya, stoples biskuit, botol saus, atau botol kecap.

Ketika tiba jam makan, barang-barang itu boleh dikembalikan ke tempatnya. Kenapa meja yang rapi ini jadi penting? Untuk membantu anak fokus pada proses belajarnya.

2. Buat jadwal

Kita adalah manusia yang bergerak karena kebiasaan. Anak-anak juga memerlukan kebiasaan yang konsisten ini. Ketika pola berubah dan tak ada lagi bel sekolah, mungkin anak-anak tidak merasa bersalah untuk tidur atau bersantai.

Oleh karena itu, bantu pola belajar anak di rumah ini dengan kebiasaan pemantik yang lain. Misalnya, sarapan tepat pukul 7 pagi. Setelahnya, anak bisa melanjutkan rutinitasnya.

Selain itu, cari pula jadwal yang tepat untuk waktu belajar mandiri anak di luar jam sekolah. Sinkronkan dengan jadwal Anda yang bekerja. Misalnya, pekerjaan biasanya mulai longgar pada sore hari. Oleh karena itu, jadwalkan ini untuk waktu belajar anak, supaya Anda bisa ikut mendampingi.

3. Kelola distraksi

Gim di komputer, media sosial, mainan, binatang peliharaan, makanan, dan lain-lain bisa menjadi distraksi bagi anak. Amati apa saja yang bisa dengan mudah mengalihkan perhatian anak dan buat daftarnya. Setelah itu, temukan cara untuk membatasi distraksi ini pada waktu belajar.

Apakah anjing peliharaan akan mudah mengalihkan perhatian anak? Apabila iya, sementara pisahkan anjing di halaman belakang atau ruangan lain. Jika televisi menjadi distraksi anak, matikan televisi sepanjang jam sekolah.

Bila media sosial mengganggu proses belajar, matikan data, misalnya setelah mengunduh tugas agar anak berkonsentrasi terlebih dahulu. Batasi pula konsumsi gawai di luar urusan belajar.

4. Tandai kalender

Anak juga punya tenggat pekerjaan rumah atau agenda sekolah  khusus, seperti ujian atau mungkin pentas daring. Untuk membantu anak mengingatnya, Anda bisa menggunakan kalender yang khusus dibuat untuk kepentingan tersebut dan menandai tanggal-tanggal pentingnya.

Anda bisa juga memakai kode warna, misalnya melingkari tanggal dengan warna merah untuk ujian dan kuning untuk tenggat pengumpulan tugas. Agar anak tertarik juga mengecek kalendernya, ia juga boleh mewarnai atau menggambari bagian kalender yang kosong.

5. Berolahraga

Ya, berolahraga membuat kita lebih lancar berpikir, termasuk anak-anak. Aktivitas fisik adalah cara alami untuk menurunkan stres dan mencegah gangguan kecemasan. Agar lebih seru, lakukan bersama-sama dengan anggota keluarga. Cari juga olahraga yang bisa dinikmati anak, misalnya mengikuti gerakan tari tertentu lewat video daring.

6. Cari tahu fitur teknologi yang bisa membantu anak

Sebagian besar ponsel, laptop, dan gawai lain dilengkapi fitur pendamping yang bisa mendukung proses belajar. Cari tahu mana yang bisa membantu anak.

Jika anak lelah membaca, misalnya, manfaatkan fitur text-to-speech yang bisa mengubah tulisan untuk dibacakan. Apabila belajar lewat platform Youtube dan anak butuh waktu lebih lama untuk memahami, Anda bisa melambatkan kecepatan pemutaran video yang tidak disiarkan secara langsung.

7. Senantiasa berkoordinasi dengan guru

Pendidikan daring membutuhkan dukungan seluruh keluarga. Untuk membantu anak Anda, berkoordinasilah dengan guru, baik lewat e-mail, telepon, maupun panggilan video.

Mungkin Anda juga bisa mengatur waktu reguler, misalnya satu minggu sekali, untuk melakukan hal ini. Waktu ini bisa digunakan untuk mengobrol soal hambatan yang dialami anak atau ekspektasi guru soal materi tertentu. Menjadi proaktif terutama dibutuhkan ketika anak merasa kesulitan mengikuti proses belajar.