Kain terkena noda merupakan hal yang lumrah. Mulai dari pakaian sampai seprai. Jika noda tersebut tidak ditangani secepat mungkin, bisa saja semakin sulit dibersihkan. Namun, membersihkan kain pada dasarnya harus disesuaikan dengan jenisnya.
Ada tipe kain yang dapat dicuci langsung, seperti gorden dan sarung batal. Namun, ada pula yang harus dicuci menggunakan zat kimia tertentu (bukan air). Mengutip majalah Martha Stewart Living Indonesia, kain berbahan kanvas, denim, gingham, sateen, kain kasur, dan toile yang sering dijadikan pelapis sofa, dapat dicuci dengan mesin cuci menggunakan air dingin.
Sementara itu, untuk rayon, proses pencuciannya lebih baik serahkan ke penatu profesional, kecuali label perawatan yang terlampir mengarahkan sebaliknya. Untuk linen, gunakan sistem pencucian dengan setelan lembut pada mesin cuci. Apabila kain mengandung sutra, cuci dengan teknik dry clean. Sebelum menyerahkan ke penatu, sebaiknya perbaiki, jepit, atau beri tanda pada bagian kain yang benangnya terlepas.
Kain berbahan katun yang dapat menyusut, cuci dengan air dan deterjen, tetapi periksa terlebih dulu apakah luntur atau tidak. Perlakukan kain secara hati-hati agar tidak tersangkut dan membuat jalinan benang menjadi rusak. Kain dengan benang bertumpuk yang terbuat dari asetat, poliester, atau rayon harus dicuci secara profesional.
Hal lainnya, jangan setrika kain karena tekanan dapat membuat susunan benang menjadi pipih. Kain mengilap seperti chintz sebaiknya jangan pernah disetrika karena panas akan merusak lapisan mengilap di permukaannya. Dengan mengetahui cara penanganan atau perawatannya, diharapkan kondisi kain-kain tersebut dapat bertahan lebih lama dan tetap bagus sehingga memungkinkan Anda untuk berhemat. Yang perlu dilakukan, sediakan waktu khusus untuk mencuci kain-kain tersebut. [*/ACH]
Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 2 April 2016