Menyusul tragedi 9/11, AS segera melakukan serangkaian tindakan untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang. Di antaranya dengan memburu pihak-pihak yang diduga terkait dengan pelaku serangan. Hal itu sudah sewajarnya, tapi apa jadinya jika yang ditangkap ternyata tidak bersalah?

Itulah yang hendak dikisahkan film The Mauritanian. Diangkat dari kisah nyata berdasarkan memoar Guantanamo Diary, film ini menceritakan perjuangan Mohamedou Ould Slahi untuk dapat bebas dari penjara di teluk Kuba tersebut.

Slahi (Tahar Rahim) adalah warga Mauritania, negara di barat laut Afrika. Pada 2001, ia ditahan otoritas negaranya atas tekanan AS. Tempat penahanannya sempat dipindahkan ke Yordania dan Afghanistan, sebelum akhirnya pada 2002, ia dibawa ke kamp penahanan Guantanamo.

Di tempat ini, Slahi ditahan selama bertahun-tahun. Guantanamo tersohor karena perlakuan kejam terhadap penghuninya. Ditahan tanpa tuduhan dan diperlakukan hingga melampaui batas-batas yang dapat ditanggung oleh manusia, Slahi berusaha tetap tegar.

Upaya hukum

Slahi boleh jadi sial karena ada hal yang mengaitkannya dengan 9/11. Di bawah tekanan keluarga ribuan korban serta masyarakat AS yang sedih dan marah, otoritas AS berusaha keras mencari pihak yang bertanggung jawab.

The Mauritanian

Dalam bahasa Neil Buckland, salah satu pejabat militer yang memeriksa Slahi, di tengah kondisi demikian seseorang harus dipersalahkan. Terhadap hal itu, Stuart Couch (Benedict Cumberbatch) jaksa militer yang ditunjuk untuk menuntut Slahi, berujar, seseorang bukan berarti bisa siapa saja.

Sebagai jaksa, Stuart harus mengupayakan tuntutan maksimal agar Slahi dapat dihukum seberat-beratnya. Namun, ia mengalami kesulitan untuk menemukan bukti kesalahan Slahi. Belakangan, penjara Guantanamo menjadi sorotan. Sehingga, para tahanan mendapat kesempatan untuk maju ke pengadilan.

Slahi dibela oleh Nancy Hollander (Jodie Foster). Di tengah arus emosi publik yang sedang trauma terhadap terorisme, Nancy bukan hanya berjuang mencari bukti, tetapi juga harus menanggung kecaman publik.

Tidak mudah memang yang dilakukan Nancy. Bahkan, ia juga dihantui pertanyaan, apakah Slahi tidak bersalah dan layak dibela.

Suasana penjara

Sebagai drama seputar hukum dan kemanusiaan, The Mauritanian sangat mengena. Gambaran sosok Slahi diungkap secara perlahan sehingga penonton mengenal latar belakangnya.

The Mauritanian

Kejadian dan perlakuan yang ia alami di Guantanmo digambarkan mendetail. Menurut Slahi yang asli, apa yang digambarkan pada film ini masih mendingan ketimbang kejadian yang sebenarnya. Dapat dibayangkan, betapa mengerikannya perlakuan yang dialami para tahanan.

Kontras sekali sebenarnya dengan lingkungan sekitar penjara. Jika bukan merupakan penjara, kawasan teluk di tenggara Kuba tersebut boleh jadi jika berubah rupa menjadi destinasi wisata mengingat pantainya yang indah.

Namun, di balik tembok dan sekat-sekat tinggi, para tahanan tidak merasakan keindahan. Yang ada hanya menanggung derita. Lebih parah seperti nasib Slahi, menanggung derita yang tidak semestinya. Semua itu tergambar dengan apik dalam The Mauritanian.

Sementara itu, penampilan ciamik Tahar Rahim dan Jodie Foster membawa mereka sebagai nomine pada ajang penghargaan Golden Globe ke-78. Foster akhirnya berhasil memenangkan penghargaan aktris pendukung terbaik.

The Mauritanian sudah dapat disaksikan di bioskop. Bagi yang penasaran akan kisah di balik penjara Guantanamo, film ini tidak boleh dilewatkan.

Jenis Film:
Biografi, Drama, Thriller

Sutradara:
Kevin Macdonald

Skenario:
MB Traven, Rory Haines, Sohrab Noshirvani

Produser:
Adam Ackland, Leah Clarke, Benedict Cumberbatch, Lloyd Levin, Beatriz Levin, Mark Holder, Christine Holder

Pemeran:
Benedict Cumberbatch, Jodie Foster, Tahar Rahim, Zachary Levi, Saamer Usmani, Shailene Woodley

Durasi:
129 Menit

Rilisan:
AS

Tayang perdana:
13 Juli 2022

Review overview

Overall8

Summary

8The Mauritanian berkisah tentang perjuangan Mohamedou Ould Slahi yang ditahan tanpa tuduhan untuk dapat bebas dari kamp penahanan Guantanamo.