Memang, menabung menjadi elemen penting saat berbicara untuk rencana keuangan jangka panjang. Di samping itu, menabung juga menjadi salah satu penopang likuiditas keuangan seseorang, misalnya mobil mogok, genting bocor, keramik pecah, demam pilek batuk, dan berbagai kebutuhan mendadak lainnya.
Tabungan juga memainkankan peranan penting saat seseorang terpaksa harus “dicerai” sepihak oleh kantor atau kondisi pendapatan dipotong karena kondisi keuangan perusahaan yang guncang akibat pandemi. Hal ini menegaskan, menabung masih memainkan peranan penting.
Motivasi untuk Tetap Menabung
Kondisi pandemi tentu saja sangat membuat demotivasi dalam urusan menabung. Namun, kita tetap harus bisa menabung dan tetap semangat. Berikut ini, beberapa cara agar kita tetap semangat menabung selama pandemi.1. Susun budget yang realistis
Jangan biarkan pengeluaranmu mengontrol keuangan. Mulailah untuk memonitornya dan pastinya semuanya diberikan limitasi. Senator Elizabeth Warren dari Amerika Serikat pernah memopulerkan 50-30-20 rule. Namun, itu hanya jadi patokan. Kamu sendirilah yang mengetahui berapa besaran untuk pengeluaran kebutuhan, keinginan, dan menabung.
2. Bangun hubungan dengan uangmu
Tunggu, bagaimana caranya membangun hubungan dengan benda mati? Ini hanya merupakan istilah bagaimana kamu bisa menjaga rasionalitas dalam mengelola uang. Layaknya kesehatan mental dan fisik, kesehatan keuangan juga memainkan peran yang krusial. Cobalah untuk berpikir bahwa uang mampu menjadi “obat” untuk segala kesulitan finansialmu. Kenali pemicu kebocoran keuanganmu dan emosional yang melekat agar kamu mampu menangani keuangan lebih baik.
3. Menabunglah, berapa pun
Inilah yang menjadi aspek paling dilupakan dalam manajemen keuangan. Dengan segala teori yang diberikan, jumlah kerap diagungkan. Pada masa pandemi ini, berapa pun uang yang bisa kamu sisihkan untuk ditabung sangatlah penting. Bukan masalah jumlahnya, melainkan cobalah lihat dari perspektif lain, yakni tujuan kenapa kamu harus menabung.
Baca juga :
- 5 Kepribadian Finansial, Anda Masuk Kategori Mana?
- Belajar dari Pandemi, Ini 7 Cara Bijak Mengelola Keuangan
4. Bentuk tabungan darurat
Mungkin kamu sudah bosan mendengar ini. Bagaimana bisa dicapai jika pendapatan saja dipotong. Namun, hal ini memang sangat penting. Tabungan darurat bisa kamu cicil perlahan. Namun, bukan berarti tidak boleh digunakan jika ada hal yang mendesak. Ketimbang menggunakan kartu kredit (CC) untuk membayar obat batuk pilekmu, lebih baik mengambil dari dana darurat. Tapi, namanya dipinjam yang harus dikembalikan.
5. Hentikan layanan berlangganan yang tak perlu
Ini merupakan cara yang paling cepat dan ampuh untuk membantu mengembalikan keuanganmu. Kecil memang efeknya, tetapi cukup membantu. Coba cek lagi layanan streaming film kamu. Pilih saja yang paling sering ditonton dan digunakan, unsubscribe yang tidak perlu. Langganan order makananmu juga cukup membantu meredakan “badai” keuanganmu. Pandemi ini kerap berusaha dilupakan dengan membuat hidupmu menjadi lebih menyenangkan tanpa melihat kondisi keuangan.
6. Hentikan membandingkan diri
Setiap orang adalah unik, punya jalannya masing-masing. Termasuk kamu. Sebab, kerap kali kita membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Terima kasih pada segala promosi yang menyebabkan konsumerisme meningkat, media sosial, dan iklan yang mendorong kita untuk berbelanja. Sejenak ini menjadi kebiasaan. Kamu jadi ikut berlomba-lomba agar bisa terlihat. Ingat influencer yang kamu kagumi pun punya gaya sendiri. Jadilah diri sendiri. Belilah karena memang kamu butuh, bukan karena ingin menjadi “orang lain”.
7. Bersyukur
Mungkin hal ini lebih tepat bagi kamu yang masih punya penghasilan, berapa pun. Sebab di luar sana masih banyak juga orang yang harus berpikir keras untuk mendapatkan pendapatannya kembali. Bersyukurlah agar tetap bersemangat menabung. Dengan menabung dan bersyukur, kamu justru bisa membantu orang lain. Bagaimana caranya? Dengan membeli produk orang yang berjualan, dengan memberikan sedekah kepada fakir miskin, atau dengan memberikan perhatian kepada orang lain yang membutuhkan.