Angin bertiup kencang di tanah lapang. Kiki berlari menyusul Kaka, kakak laki-lakinya. “Aku mau ikut bermain layang-layang!” Kiki membantu memegangi layang-layang Kaka. Layang-layang berbentuk bintang itu diangkatnya tinggi-tinggi.  Angin kencang berembus kembali. “Weerrrr!” Layang-layang Kaka berhasil terbang tinggi.

“Aku juga ingin bermain layang-layang. Tapi, aku tidak punya layang-layang,” kata Kiki.

“Kamu bisa membeli layang-layang di warung Pak Rubi,” saran Kaka.

Kiki lalu membeli layang-layang dan benangnya di warung Pak Rubi. Layang-layangnya berbentuk ketupat yang dibelah. Warnanya merah.

Angin kencang berembus kembali.

“Weerrr!” Layang-layang Kiki berhasil terbang tinggi.

Layang-layang hitam milik Bora mendekati layang-layang belah ketupat milik Kiki.

“Jangan dekat-dekat, Bora!  Layang-layangku tidak bisa bergerak!” teriak Kiki.

“Teeesss!” Benang layang-layang milik Kiki putus diterjang layang-layang Bora. Bora terpingkal-pingkal melihat layang-layang Kiki kabur terbawa angin.

Kiki hendak kembali ke warung Pak Rubi untuk membeli layang-layang baru. Kantong celana Kiki kosong. Aduh, uang sakunya sudah habis.

“Aku tidak bisa membeli layang-layang yang baru, Kaka,” keluh Kiki.

“Ayo, kita bikin layang-layang sendiri,” jawab Kaka.

Kiki membantu Kaka menyiapkan bilah layang-layang dari bambu. Koran bekas yang telah digunting ditempelkan pada kerangka layang-layang.

“Aku ingin membalas perbuatan Bora!”

“Jangan, Kiki. Tidak baik menyimpan sakit hati. Lebih baik kalian bermain layang-layang bersama dengan gembira,” pesan Kaka.

Diam-diam Kiki memakai benang khusus. Benang yang sangat tajam supaya layang-layangnya tak lagi putus.

Layang-layang Kiki terbang tinggi di angkasa. Layang-layang hitam milik Bora kembali muncul.

“Teessss!” Kali ini, benang layang-layang hitam milik Bora putus. Layang-layang hitam Bora terbang meliuk-liuk tanpa kendali.

“Aduh!” Jari-jari tangan Kiki tersayat benang layang-layang yang tajam.

Kiki lalu mengobati jari-jarinya yang terluka. Ia menyadari kesalahannya. Ia mengganti benang layang-layang yang tajam dengan benang yang biasa.

“Main adu layangan tidak seru. Kalah membuat sedih, sementara menang tidak memberikan rasa senang,” kata Kiki.

Bora meminta maaf telah memutuskan benang layang-layang Kiki. Kiki juga meminta maaf telah memutuskan benang layang-layang Bora.

“Angkat yang tinggi!”

Bora memegangi layang-layang Kiki tinggi-tinggi.

“Weerrrr!”

Layang-layang Kiki terbang tinggi di angkasa. Meliuk-liuk dengan indahnya. Bora dan Kiki bermain layang-layang bersama-sama.*

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Desi Puspitasari
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita