Tampil beda itu terasa istimewa. Jadi sorotan banyak pasang mata dan mendulang pujian di mana-mana, membuat hati riang tak terkira. Termasuk dalam dunia kendara, dalam hal ini sepeda motor.

Memodifikasi sepeda motor mengadopsi bermacam model seperti japstyle, caferacer, choppy cub, speed chopper, dan street bobber sedang jadi tren, setidaknya dalam setengah dekade terakhir. Untuk tampil beda, yang didandani tidak hanya mesin dan desain sepeda motor, tetapi juga “tongkrongan” si pengendara. Misal­nya dengan apparel berbahan dasar kulit.

Dalam gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018, kita bisa melihat bermacam jenis apparel tersebut. Mulai dari rompi, dompet, tas, hingga sarung jok, semua terlihat menarik dengan olah gambar dan leather carving yang atraktif.

Indra, salah seorang peserta pameran yang me­majang pernak-pernik kulit tersebut menga­ta­kan, kulit menjadi salah satu cara bagi para bikers tampil gaya meski tidak semua orang suka dengan bahan ini. “Ini soal selera saja, ada yang suka kulit dan ada yang tidak. Apalagi (leather) carving begini.”

Bermacam produk dibanderol dari harga ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Untuk dompet, misalnya, Indra mematok harga mulai dari Rp 250 ribu. Sementara itu, tas model postman sekitar Rp 2 juta. Beda lagi dengan sarung jok, yang harganya berkisar Rp 1,5 juta.

“Waktu pengerjaannya juga bermacam. Untuk dompet, itu makan waktu sekitar 2 minggu, kalau jok sekitar 1 bulan. Emang relatif lama dan harganya lumayan karena ini bisa dibilang barang eksklusif dan seni,” kata Indra. [ASP]

Foto : Iklan Kompas/Antonius SP.

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 30 April 2018.