Power steering merupakan fitur yang bisa dijumpai pada hampir semua model atau tipe mobil masa kini. Meski bisa dibilang minim perawatan, bukan berarti Anda boleh alpa memperhatikan bagian yang satu ini. Kalau tidak, kerusakannya bisa membuat pusing tujuh keliling.
Klasikamus:
Power steering atau power assisted steering (PAS) dipatenkan pertama kali oleh Robert E Twyford pada tahun 1900.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga kondisi dan performa power steering. Pertama, memastikan roda dalam posisi lurus saat parkir. Hal ini memang mungkin terlihat sepele, tetapi kalau tidak dilakukan akan membebani pompa hidrolik. Hal ini bakal mempercepat keausan.
Kedua, menjaga kondisi power steering dengan tidak memutar kemudi sampai mentok. Kalau hanya dilakukan satu atau dua kali dalam waktu yang singkat, hal tersebut tidak akan terlampau berpengaruh. Namun, kalau dilakukan dalam hitungan menit dan berulang-ulang, akan terjadi peningkatan suhu dan membuat karet di komponen rack pinion steer mudah sobek.
Selanjutnya adalah menjaga tekanan angin ban dan mengurangi kecepatan saat melewati jalan rusak. Kalau tekanan angin ban di bawah rekomendasi, power steering akan bekerja lebih berat karena gesekan antara ban dan permukaan ban menjadi lebih kuat. Hal ini tentu akan mempercepat keausan power steering. Sementara itu, kalau Anda tidak mengurangi kecepatan saat melewati jalan rusak, bisa jadi hal ini merusak beberapa komponen antara lain poros rack steer dan boot rack steer.
Terakhir, khusus untuk power steering hidrolik, jangan lupa untuk mengganti oli secara rutin karena cairan inilah yang akan memberi tekanan dalam sistem power steering. Kalau volumenya berkurang, tentu kinerja pompa akan terganggu karena akan bekerja pada tekanan yang tidak wajar.
Oli power steering perlu diganti paling tidak setiap mobil sudah menempuh jarak 25.000-30.000 kilometer. Namun, kalau sifat kimianya sudah rusak, misalnya karena perubahan suhu yang tinggi akibat tekanan tinggi dari pompa oli, cairan tersebut juga harus segera diganti. Salah satu cara mudah untuk mengetahui kerusakan oli adalah memeriksa warnanya yang terlihat menghitam.
Periksa pelumas
Mengingat pentingnya fungsi pelumas power steering, periksa kondisi pelumas tersebut setidaknya seminggu sekali. Perhatikan pula volume minyak pelumas agar jangan sampai berada di bawah titik minimum. Saat penggantian pelumas dan servis, mintalah pada mekanik untuk memeriksa kondisi drive belt (sabuk penggerak pompa power steering yang berasal dari mesin) sehingga kondisi power steering mobil benar-benar dalam kondisi yang baik.
Selain mengganti pelumas, lakukan proses kuras atau bilas setiap 50 kilometer. Langkah ini perlu dilakukan untuk membersihkan deposit-deposit atau kotoran yang terbentuk. [ASP]
noted: supaya power steering tidak membuat pusing
foto: shutterstock