Siang itu, Sisi Siput sedang mengumpulkan plastik-plastik bekas di bendungan Sungai Jamuran Desa Kendalrejo yang terletak di Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah. Sesekali ia tampak menahan napas karena bau menyengat yang tercium dari sampah-sampah itu.

Lala Landak yang sedang berjalan-jalan memperhatikan Sisi Siput dan memutuskan untuk menghampirinya.

“Kamu sedang apa, Si?” tanya Lala Landak.

Sisi Siput mengangkat kepala. “Aku sedang mengangkat sampah-sampah plastik di sungai ini, karena sebentar lagi musim hujan akan datang.”

“Ha-ha-ha… Apa hubungannya musim hujan dan sampah-sampah plastik itu, Si?” tanya Lala.

“Tumpukan sampah-sampah plastik inilah yang menghambat aliran sungai hingga mengakibatkan banjir. Tahun lalu, rumahku sampai banjir. Aku tak ingin kejadian itu terjadi lagi,” jelas Sisi Siput.

Lala Landak manggut-manggut. Ia ingat peristiwa itu. Hujan deras turun hingga beberapa hari. Banjir besar pun terjadi. Sebagian besar rumah terendam banjir, termasuk rumahnya.

Lala lalu berkata, “Aku juga tak ingin kejadian itu terjadi lagi. Aku bahkan harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi, Si.”

“Banjir mengakibatkan banyak kerugian, La,” kata Sisi.

Lala mengangguk setuju. “Ternyata, kebiasaan kita membuang sampah-sampah plastik yang sering menyebabkan banjir ya, Si?” tanya Lala sambil menatap karung-karung berisi sampah-sampah plastik yang telah dikumpulkan Sisi.

Sisi mengiyakan. “Tak hanya banjir, La. Ikan-ikan di sungai juga banyak yang mati karena memakan sampah-sampah plastik ini. Itu sebabnya, kita harus sering-sering membersihkan sungai dari sampah, terutama sampah plastik.”

Lala mendengar penjelasan Sisi dengan saksama. Ia sungguh kagum pada kepedulian sahabatnya itu.

“Ayo, kita bersihkan sampah-sampah plastik ini, La, agar sungai kita bersih dan jernih kembali,” ajak Sisi. Lala pun setuju.

Dengan penuh semangat, mereka berdua bekerja sama mengangkat sampah-sampah plastik. Tak lupa Sisi juga mengajari Lala untuk memisahkan sampah yang masih bisa diurai dan sampah yang sudah tak bisa diurai.

Langit sudah hampir gelap saat Sisi mengajak Lala pulang. “Kita akan melanjutkan pekerjaan ini besok, La,” kata Sisi.

“Ternyata tak mudah ya, Si, membersihkan sampah-sampah yang menumpuk di sungai?” kata Lala.

Sisi pun mengangguk. “Setelah ini, aku akan mengusulkan pada Siga Singa untuk memasang papan yang berisi ajakan agar membuang sampah di tempat sampah.”

“Kamu memang pahlawan sungai, Si. Dengan begitu, sungai kita akan terhindar dari banjir dan kita juga tidak perlu lagi kesulitan membersihkan sungai.”

Mereka pun tertawa bersama lalu pulang ke rumah masing-masing.*

logo baru nusantara bertutur

Oleh Tim Nusantara Bertutur
Penulis: Iliana Loelianto
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita