Fotografi adalah hobi atau bidang yang relatif mahal untuk digeluti. Sebagai gambaran, untuk sebuah kamera DLSR entry level, dibutuhkan uang sekitar Rp 4 juta–Rp 5 juta. Belum lagi untuk lensa serta perangkat atau aksesori pendukung lain, yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil jepretan yang diinginkan.  Namun, keterbatasan kocek tentu bukan jadi alasan untuk urung memotret. Ada beberapa perangkat yang  bisa digunakan untuk mendapatkan foto dengan gaya tertentu.

Reverse ring

Alat ini memungkinkan sang juru foto bisa membalik lensa, sehingga bisa mendapatkan efek makro. Lantas bagaimana untuk bisa fokus ke obyek foto? Caranya dengan mengatur jarak sendiri antara kamera dan obyek foto, demikian pula dengan diafragma dan shutter speed yang perlu diatur secara manual. Cukup menyulitkan, tapi ini bisa membantu mengabadikan obyek kecil yang terlewat atau tidak bisa terlihat jelas dengan mata telanjang.

Efek tilt

Efek ini adalah hasil dari manipulasi pergeseran lensa terhadap sensor kamera. Untuk mendapatkan efek ini, jangan pasangkan lensa pada bayonet kamera, melainkan pegang persis menempel di depan bodi kamera kemudian atur kemiringan lensa sedemikian rupa hingga mendapatkan hasil yang diinginkan. Hasilnya, sulit ditebak, dan tentunya unik.

Step up atau step down ring

Salah satu cara untuk mendapatkan foto yang apik adalah menggunakan filter yang diletakkan di depan lensa. Karena harga beberapa filter yang cukup tinggi, seorang juru foto bisa saling pinjam filter yang dimaksud. Masalahnya, tidak semua filter memiliki diameter yang sama dengan lensa. Oleh karena itu, untuk menyiasatinya, diperlukan step up ring atau step down ring sehingga filter bisa tetap dipasang meski diameter lensa berbeda ukuran dengan filter. [ASP]

Artikel ini terbit di Harian Kompas edisi 6 April 2017