Memiliki kenalan yang memiliki rasa takut berlebihan terhadap suatu hal atau kondisi? Misalnya takut akan gelap, ruangan sempit, atau bahkan panik ketika berada di ruangan ramai? Rasa takut amatlah wajar dialami setiap manusia. Akan tetapi, menjadi tidak wajar ketika seseorang mengalami serangan panik luar biasa sehingga bereaksi irasional terhadap obyek yang sesungguhnya tidak berbahaya atau tidak perlu ditakuti.

Kecenderungan seseorang memiliki fobia tertentu bisa terbentuk sejak masa kanak-kanak. Munculnya fobia pun bisa dipicu beberapa sebab, di antaranya mencontoh perilaku orangtua atau orang-orang terdekat di lingkungan kesehariannya. Seperti diketahui, pola imitasi terhadap orang sekitar merupakan salah satu tahapan dalam proses perkembangan anak.

Di sisi lain, sikap terlalu melindungi dari orangtua atau pengasuh yang berujung menimbulkan rasa khawatir berlebihan. Secara tidak disadari, hal ini juga bisa memicu munculnya rasa takut berlebihan dalam diri anak. Eksplorasi anak terhadap lingkungan pun cenderung minim, karena lebih dikuasai imajinasinya. Seiring kemampuan kognitifnya yang masih dalam tahap perkembangan, anak-anak umumnya belum dapat membedakan realitas dan khalayan.

Banyak jenis fobia yang bisa ditemui pada anak. Fobia ketinggian, misalnya, yang juga dikenal dengan istilah akrofobia. Penderita akrofobia merasa semua tempat tinggi berjarak lebih tinggi dari yang sesungguhnya. Hal ini bisa disiasati dengan secara perlahan memberi pengenalan melalui foto atau video yang memperlihatkan berbagai kegiatan di ketinggian bisa memberi sensasi menyenangkan. Jika si kecil mulai melihat sisi lain dari yang ditakutkannya, baru secara perlahan diajak beradaptasi ulang dengan ketinggian

Memberi ketenangan dan kenyamanan batin anak amat dibutuhkan dalam hal ini. Tentunya, dibutuhkan peran kedua orangtua untuk memberi stimulasi tersebut. [ADT]

foto: shutterstock

noted: si kecil alami fobia?