Adrenalin yang mengalir akibat kecepatan saat menggelinding di jalan beraspal, menjadi sensasi yang dicari para penggemar sepeda balap (road bike). Rangka yang ringan dan desain yang aerodinamis memungkinkan sepeda balap meluncur lebih cepat di jalanan yang mulus.

Di ranah profesional, kasta sepeda balap berada di urutan tertinggi. Itu tampak pada para pebalap kelas dunia yang biasanya memulai karier mereka dari level BMX, dilanjutkan dengan kelas MTB (sepeda gunung), dan terakhir menjadi pebalap sepeda. Namun, semua tergantung pilihan karier setiap atletnya.

Dengan kemampuan teknis sedemikian rupa, telah lama sepeda balap ditarik keluar dari arena balap yang menjadi ekosistem aslinya. Sepeda-sepeda dengan bentuk setang yang khas ini, lalu dikoleksi dan dipakai para pegowes untuk pergi ke kantor, atau sekadar untuk mendongkrak gengsi belaka.

Soal kemampuannya beradu dengan waktu di jalanan beraspal halus dan mulus, sepeda balap memang biangnya. Diameter rodanya yang besar memungkinkan melampaui beberapa meter dalam sekali kayuh.

Namun, bila dipakai di jalan raya, sebaiknya pengayuh berkonsentrasi menjaga keseimbangan karena rangkanya yang ringan membuat sepeda balap lebih mudah kehilangan keseimbangan bila terjadi senggolan. Oleh sebab itu, sepeda balap disarankan dikayuh pada jalan raya yang halus dan tak berlubang.

Sangat ringan

sepeda balap memiliki rancangan yang ringan.

Sepeda balap memang dirancang sangat ringan. Meski dalam lomba balap sepeda internasional ada peraturan yang menentukan standar bobot tertentu. Sebab, bila terlalu ringan, justru akan mudah kehilangan kestabilan jika diterpa angin.

Agar ringan, rangka sepeda balap biasanya berbahan aluminium atau karbon. Komponen-komponennya juga dibuat dari bahan-bahan ringan, bukan besi padat. Jadi di dalamnya berongga. Jika rangka sepeda balap dipotong, penampangnya akan tampak berbentuk seperti segitiga. Ini bertujuan untuk mengurangi hambatan angin.

Adapun rancangan diameter rodanya yang besar ditambah ban yang tipis juga berfungsi untuk memudahkan menerobos angin. Tak ketinggalan, posisi pengayuh yang didesain membungkuk juga untuk mengatasi hadangan angin. Oleh karena itu, sepeda balap sering mendapat julukan “built to speed”.

Pada medan semestinya, sepeda balap mampu meluncur pada kecepatan 60–80 kilometer per jam. Hal ini tentu mengundang risiko bagi pengayuhnya. Oleh karena itu, pesepeda balap harus memahami benar aturan keselamatannya.

Kecepatan yang tinggi ini juga ditunjang oleh komposisi gerigi yang berbeda dengan MTB. Gerigi depan sepeda balap hanya memiliki dua kecepatan saja, yakni gerigi atas dan tengah. Sementara itu, gerigi belakang bisa terdiri atas 10 kecepatan. Komposisi tersebut menghasilkan tenaga yang lebih besar.

Efisien di jalan raya

Menurut sejumlah penggemar sepeda balap, jenis ini menjadi sepeda yang paling efisien di jalan raya. Mereka mengaku, kalau mengayuh MTB sebenarnya akan terasa lebih lelah jika berada di jalan aspal terus.

Mereka menyarankan, sebelum membeli sepeda balap sebaiknya sudah tahu medan yang akan dilalui. Kalau masih pemula sebaiknya mengayuh sepeda MTB dulu.

Dihitung dari sisi rupiah, sepeda balap jauh lebih mahal dibanding MTB. Rangkanya saja ada yang mencapai Rp 60 juta, belum ditambah komponen lain seperti roda, pelek, gerigi, dan setang. Wajar jika penggemar atau kolektor sepeda balap di Indonesia, umumnya berasal dari kalangan atas.

Sepeda hibrida

sepeda hybrid untuk kecepatan dan kenyamanan.

Bagaimana bila kita terlanjur jatuh hati pada MTB sementara ingin merasakan sensasi bersepeda balap untuk pergi ke kantor? Sepeda hibrida (hybrid) menjadi pilihannya.

Hybrid dirancang dengan memadukan dua karakteristik sepeda, yakni balap dan MTB. Perpaduan ini terletak pada rangka sepeda. Selain itu, rodanya memakai model sepeda balap, sedangkan komponen lainnya mengadopsi MTB. Hasilnya, sepeda ini cukup kuat dan nyaman di jalan tidak beraspal, serta mampu melaju lebih cepat di jalan beraspal dibandingkan MTB konvensional.

Fork pada sepeda hybrid juga dilengkapi suspensi model MTB untuk meredam getaran yang menjalar pada lengan si pengayuh saat melibas jalan berlubang. Ini dapat mengurangi rasa lelah.

Di kota-kota besar yang sudah menyediakan jalur khusus sepeda, hybrid menjadi pilihan favorit para karyawan kantor. Seperti MTB, hybrid memiliki tiga gerigi kecepatan di bagian depan dan menerapkan setang kemudi yang membuat posisi pengayuh lebih tegak.

Diameter roda sepeda hybrid menggunakan ukuran 700c yang biasa dipakai pada sepeda balap agar dapat meluncur lebih cepat. Namun, ukuran tapak ban dan peleknya lebih besar dibanding sepeda balap. Desain ini untuk meningkatkan kekuatan jika melintas di jalan “berjerawat”. [*]