Instalasi ini menghadirkan perpaduan antara arsitektur, musik, dan seni ketukangan. Hampir seluruh arsitek wilayah Bintaro bahkan area luar turut berpartisipasi menjadi exhibitor dalam sebuah instalasi.
BDD 2024 mengusung tema ‘Analog Reality’ yang mengandung pesan untuk kembali kepada sentuhan manusia dan menampilkan karya-karya dengan menekankan elemen dan pendekatan berbasis human (orang).
Kinematic Pavilion 2.0 merupakan instalasi arsitektural-musikal oleh arsitek Helen Agustine dari Seniman Ruang yang berkonsep kubah instrumen perkusi. Konsep Kinematic Pavilion 2.0 ini mengadaptasi instalasi Kinematic Pavilion pertama yang memenangkan instalasi terbaik pada pameran ARCH:ID 2024.
Dengan mengangkat tema instrumen perkusi, instalasi ini menggunakan alat music sederhana dari material ramah lingkungan, seperti tongofon dari pipa PVC, drum perkusi dari sekam padi dan sampah plastik, dan tirai panggung dari anyaman kain bekas.
Pipa pun bisa tampil aestetik
Pipa PVC yang disusun sesuai tangga nada hingga seperti tongofon ini sebelumnya melalui berbagai eksplorasi. Eksplorasi dimulai dari menentukan tangga nada yang tepat hingga memilih warna akhir sebagai finishing tongofon. Untuk menciptakan hasil finishing yang eye catching dan menarik, dipilih tema colorful melalui metode hydro dip dengan memadukan ragam warna Propan.
Produk pipa yang digunakan untuk hydro dip pipa PVC adalah Sengkote DTM sebagai base dan Zebra Synthetic untuk membentuk pattern warna. Kombinasi warna yang dipilih adalah warna-warna pastel, seperti cream yellow, teal, light orange, pink purple, dan brown. Proses trial dan error terus dilakukan hingga mendapat kombinasi warna yang cantik, yaitu efek marmer yang menjadi daya tarik tinggi pada Kinematic Pavilion 2.0.
Helen Agustine mengaku bahwa ini kali pertamanya mencoba mewarnai PVC dengan metode hydro dip. “Ini merupakan sebuah ide yang bagus untuk mengkombinasikan cat dengan building material PVC dan menjadikannya sebuah instalasi musik,” ucap Helen.
Kinematic Pavilion 2.0 didesain portable dan sederhana sehingga dapat dipindah-pindah ke lokasi lain. Berlokasi di Hutan Sampireun, instalasi ini banyak mendapat perhatian khusus dari berbagai pengunjung.
Dalam proses pengerjaan instalasi Kinematic, Rootslab kontraktor instalasi yang diwakili oleh Fin Yourdan Kasali, mengatakan bahwa untuk instalasi Kinematic ini merupakan kolaborasi yang apik dengan memfokuskan untuk memanfaatkan barang-barang recycle.
Desain Kinematic Pavilion 2.0 yang sederhana menjadi sebuah hal yang unik dan mencerminkan tema analog yang mudah dipahami oleh semua kalangan. Instalasi ini juga menjadi bukti bahwa arsitektur bukan hanya sekadar tentang ruang dan huni tetapi juga dapat menjadi sarana interaksi komunitas melalui kreasi musik. Instalasi Kinematic Pavilion 2.0 ini digunakan untuk pertunjukkan band saat closing Bintaro Design District 2024.
Kinematic Pavilion 2.0: Percussion merupakan contoh nyata bagaimana kolaborasi multidisiplin dapat menghasilkan karya yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan memadukan arsitektur, musik, dan seni ketukangan, instalasi ini tidak hanya menawarkan estetika yang menarik tetapi juga pengalaman interaktif yang mendalam bagi pengunjung.