Semua kucing tahu, benda itu adalah pemberian manusia sebagai tanda kepemilikan. Itu juga berarti dia mendapatkan jaminan makanan dari manusia dan tidak perlu bekerja keras lagi untuk mendapatkan makanan. Hal seperti ini banyak diimpikan oleh para kucing.
“Selamat, Bubu. Kamu sudah mendapat jaminan dari manusia. Kapan-kapan ajak kami ke rumah penjaminmu, ya.” Langlang si kucing belang berkata antusias.
“Enak saja! Aku tidak sudi mengajak kalian.” Bubu menjawab sinis.
“Sombong sekali. Dia tidak seperti Rere yang sering berbaik hati mengajak kami,” sahut Tamtam si kucing hitam.
Rere adalah si kucing oren yang sudah lama mendapat tanda kepemilikan manusia.
Pupu si kucing putih menyela, “Sudahlah, bukan masalah besar kalau Bubu enggan mengajak kita. Toh, kita masih bisa berusaha mencari makan sendiri.”
Bubu membuang muka mendengar kalimat Pupu. Dia berlalu pergi meninggalkan sekumpulan kucing itu.
Beberapa bulan kemudian, Rere mengajak Tamtam, Langlang, dan Pupu pergi makan ke rumah penjaminnya. Rumah penjamin Rere melewati rumah penjamin Bubu. Biasanya, setiap kali Rere dan rombongan lewat, Bubu pasti sedang melahap makanannya. Akan tetapi, beberapa hari ini, Bubu selalu terlihat lesu di depan pintu rumah penjaminnya.
Rere, Pupu, Tamtam, dan Langlang menghentikan langkah untuk memastikan kondisi Bubu. Dia terlihat lebih lesu dari hari kemarin.
“Ayo, kita hampiri dia,” ajak Rere. Pupu dan yang lain setuju.
“Bubu, apa kau baik-baik saja?” tanya Pupu.
“Aku belum makan tiga hari. Sepertinya pemilik rumah ini sedang keluar kota.” Suara Bubu terdengar lemah.
“Seharusnya kamu jangan selalu bergantung pada manusia. Mendapat tanda kepemilikan hanyalah keberuntungan, ada kalanya kita harus mencari makan sendiri supaya tidak lupa caranya bertahan hidup,” kata Rere. Sebagai kucing yang mendapat tanda kepemilikan jauh lebih dulu, Rere mengerti apa yang dialami Bubu.
Ternyata benar, Bubu sudah berusaha mencari makan sendiri. Namun, karena terlalu lama hidup santai bergantung pada manusia, dia kesulitan untuk mendapatkan makanan.
Setelah mendengar cerita itu, Rere mengajak untuk saling membantu Bubu untuk ikut serta dalam rombongannya.
Bubu meminta maaf karena selama ini sudah bersikap sombong. Bubu menyadari bahwa hidup itu harus saling membantu sesama. *
Penulis: Siti Khotimatun Hasanah
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita