Matahari mulai meninggi, Kum Kelomang melepas lelah di karang. Dia dan kawan-kawannya sejak pagi berkeliling di Cagar Alam Pantai Pangandaran.
“Hai, Kum,” tiba-tiba Nubee si anak lebah muncul dari balik karang. Kum terkejut sekaligus merasa tidak enak karena hari ini dia berjanji akan mengantar Nubee melihat terumbu karang. Karena ini pertama kalinya Nubee liburan ke pantai ini.
“Maaf, Nubee. Lain kali saja ya, setelah kutemukan rumah baru. Rumahku ini sudah sempit tidak bisa melindungiku berjalan jauh.”
“Kamu pindah rumah, Kum? Kemana?” tanya Nubee.
“Hahaha.. bukan rumah tempat tinggalku, Nubee! Maksudnya cangkangku ini, bagiku cangkangku adalah rumah yang selalu melindungiku. Dan karena aku tumbuh besar maka aku harus mencari cangkang baru yang muat untuk tubuhku”
Nubee melihat keadaan Kum dan rumahnya. Jari-jarinya menonjol keluar meskipun Kum memaksa memasukkannya. Yang tertutup hanya punggung dan perutnya saja. Kalau dilihat, Kum lebih seperti memakai topi daripada memakai rumah.
“Kalau begitu, aku bantu mencari ya, Kum,” kata Nubee.
Nubee melesat ke udara, mencari rumah siput laut atau keong kosong yang kira-kira pas untuk Kum.
Tidak berapa lama, “Tidak ada, Kum. Yang kulihat hanya sampah,” keluh Nubee.
Kum termenung. “Apa mungkin di bawah sampah?” tanya Kum.
Nubee mengangkat bahu.
Lalu Kum mulai menyingkirkan sampah yang berserakan dengan capitnya.
“Lihat, aku menemukan rumah besar,” teriak Kum. Akhirnya dia menemukan rumah yang pas dari balik ember bekas.
“Hei, di sini juga ada.” Nubee menyeret rumah keong dari balik sendal jepit.
Kelomang lain yang mendengar keseruan mereka segera datang, lalu satu per satu mereka mendapatkan rumah baru dari balik sampah yang datangnya dibawa air laut. Ada yang di bawah plastik makanan, sabut kelapa, atau tertutup oleh rumput laut kering.
“Teman-teman, sekalian saja sampahnya kita kumpulkan, agar pantai ini juga bersih,” kata Kum penuh semangat.
“Setuju, ayo kumpulkan! Kita memang kecil tapi kita punya jari-jari yang kuat, kan?” kata Igu si kelomang gagah.
“Ayo, aku bantu!” Nubee segera terbang membawa daun dan plastik ringan menjauhi pantai. Kum dan yang lainnya bergotong royong menyeret sampah mengikuti Nubee.
Sampah yang berserakan sekarang sudah terkumpul di satu tempat, rumah kosong juga banyak mereka temukan.
“Akhirnya kita tidak akan kesulitan lagi mencari rumah,” kata Kum diiringi senyum berseri-seri kawan-kawannya.
“Iya, Kum. Tapi bagaimana dengan ini?” Lomi si kelomang imut menunjuk sampah yang menggunung.
“Kalau itu, nanti aku minta bantuan teman-temanku yang lain untuk membantu membuat lubang khusus untuk sampah.” Nubee memberi solusi.
“Terima kasih ya, Nubee,” kata Kum ketika melepas lelah di atas karang bersama Nubee.
“Sama-sama, Kum. Aku senang kamu sudah punya rumah baru.”
“Besok kita melihat terumbu karang,” janji Kum.
“Asyik!” Nubee terbang sambil menari senang. *
Penulis: Sri Sundari
Pendongeng: Kang Acep (youtube: acep_yonny)
Ilustrasi: Regina Primalita