“Budi dan Rio, besok bantu ayah dan ibu kerja bakti membersihkan rumah baru, ya,” kata Pak Andi kemudian.
“Aduh, ayah… Budi malas ayah. Biar Kak Rio saja,” tukas Budi.
“Kok, kamu begitu sih Budi? Ayah minta tolong pada kita berdua. Jangan malas-malasan!” tegur kak Rio kepada adiknya itu.
Pada pagi hari, budi pura-pura tidur karena tidak ingin ikut kerja bakti.
Namun, kemudian, wangi masakan ibu mampu membuat Budi bangun dari tempat tidurnya.
Budi lalu melihat ibunya yang sedang sibuk memasak di dapur. Kemudian di ruang tamu, Budi melihat Kak Rio sedang sibuk mengelap kaca dan meja. Sementara itu, ayahnya sibuk menyapu halaman depan rumah. Semuanya giat beraktivitas di rumah, hanya Budi yang berpangku tangan.
Budi kemudian merasa malu karena hanya dia yang tidak melakukan apa-apa. Ia lalu menyadari kekeliruan dirinya yang hanya bermalas-malasan di rumah.
Namun, kemudian, tanpa disuruh Budi pun mulai membereskan tempat tidurnya. Setelah selesai merapikan tempat tidur, Budi lalu membantu ayahnya menyapu pekarangan rumah dan membuang sampah. Setelah itu, Budi lalu membantu kakaknya menyapu ruangan dalam rumah.
“Wah, akhirnya selesai juga,” seru Budi senang.
Mereka sekeluarga kemudian sarapan bersama di meja makan ruang keluarga.
“Bagaimana Budi? Kerja bakti tidak melelahkan, bukan?” tanya Pak Andi sambil tersenyum.
“Lelah sih, Ayah. Cuma karena kita semua mengerjakannya bersama-sama, jadi terasa ringan,” tanggap Budi.
“Nah, benar itu, Budi. Kalau kita bergotong royong dalam mengerjakan sesuatu, akan terasa mudah dan ringan,” seru Ibu kemudian.
Budi hari ini mendapatkan pelajaran berharga tentang pentingnya sikap bekerja sama di antara sesama. Karena ibarat pepatah, “Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.” *
Penulis: Inong Islamiyati
Pendongeng: Paman Gery (Instagram: @paman_gery)
Ilustrasi: Regina Primalita